JAKARTA - Pemerintah memastikan impor garam untuk kebutuhan industri tetap akan dibuka, meski dengan target pengurangan bertahap.
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan atau Zulhas menyatakan kebijakan ini akan berlaku sementara sambil menunggu kesiapan produksi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan garam industri.
"Yang masih (impor) untuk industri. Pak Sakti Wahyu Trenggono (Menteri Kelautan dan Perikanan) minta waktu dua tahun (untuk membangun modeling garam industri)," kata Zulhas saat ditemui wartawan usai acara IMFBF 2024: Blue Food Competent Authority Dialogue di Jakarta, Selasa, 10 Desember.
Zulhas menyebut, pemerintah optimistis target pengurangan impor garam industri dalam dua tahun ke depan dapat tercapai.
Hal ini sejalan juga dengan keyakinan Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono yang menyampaikan Indonesia mampu mengembangkan produksi garam industri berkualitas tinggi.
"Mudah-mudahan dua tahun (tercapai) karena Mas Trenggono mengatakan kalau Australia bisa, kalau tempat lain bisa, kenapa kami tidak bisa. Garam industri itu, kan, ada alatnya, ada mesinnya untuk bikin. Kalau orang bisa bikin, masa kami tidak bisa," ucap Zulhas.
"Jadi memang di mana ada kemauan biasanya jalannya ada," sambungnya
BACA JUGA:
Meski impor tetap dibuka, Zulhas menegaskan langkah ini hanyalah solusi sementara.
Dalam jangka panjang, pemerintah berencana mengurangi bahkan menghentikan impor garam industri secara bertahap.
"Ini bagian dari upaya kami untuk mewujudkan swasembada pangan secara keseluruhan," sebut dia.
Dengan jadwal dan rencana yang matang, pemerintah berharap Indonesia dapat memenuhi kebutuhan garam industri dari produksi lokal ke depannya, sehingga ketergantungan pada impor dapat berakhir sepenuhnya.