JAKARTA - PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) menegaskan posisinya sebagai destinasi investasi global dengan menandatangani Perjanjian Pemanfaatan Tanah Industri (PPTI) dan Perjanjian Sewa Bangunan Pabrik Siap Pakai (BPSP) bersama tiga perusahaan multinasional: PT Nesinak Manufacturing Indonesia (Jepang), PT Youmi Medika Industri (China), dan PT Luban Material Indonesia (China).
Acara yang berlangsung di Ballroom Gedung Pengelola KITB ini dihadiri oleh perwakilan masing-masing tenant, menunjukkan komitmen KITB dalam menarik investasi dari berbagai negara.
Direktur Utama PT KITB, Ngurah Wirawan, dalam sambutannya menyampaikan rasa bangganya terhadap pencapaian ini.
"Penandatanganan ini adalah momen penting, karena kami tidak hanya menciptakan kawasan industri, tetapi juga kota terpadu yang modern. KITB didesain untuk menjadi kawasan yang lebih dari sekadar industri, dengan konsep integrasi kota, pariwisata, dan industri. Kami berkomitmen menyediakan fasilitas terbaik untuk para investor dan menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan bisnis global," ujar Ngurah, dalam keterangan tertulisnya, Jumat 6 Desember.
Ia menambahkan, KITB adalah satu-satunya kawasan di Indonesia yang memiliki tiga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK): pengolahan industri, logistik dan transportasi, serta pariwisata.
PT Nesinak Manufacturing Indonesia menjadi sorotan dalam acara ini sebagai tenant Jepang pertama di KITB. Dengan investasi senilai Rp20 miliar, perusahaan ini menempati lahan seluas 1,8 hektare dan BPSP 2 unit (3.768 sqm) untuk memproduksi komponen karet bagi elektronik dan otomotif, yang akan diekspor ke Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.
Yoshihiko Tanaka, President Director PT Nesinak Manufacturing Indonesia, mengungkapkan antusiasmenya.
"Kami telah beroperasi di Indonesia selama 27 tahun, dan KITB menawarkan peluang besar untuk ekspansi kami. Dengan lokasi strategis dan infrastruktur unggulan, kami optimistis produksi di KITB akan mendukung permintaan pasar global. Kami percaya KITB adalah pilihan ideal untuk pengembangan bisnis kami," ujarnya.
PT Youmi Medika Industri, yang telah beroperasi selama lebih dari 20 tahun di sektor alat kesehatan, turut memperkuat posisinya di KITB dengan mengambil delapan unit BPSP seluas 8.316 m². Perusahaan ini fokus pada produksi cotton swabs dan menyediakan fasilitas kantin untuk karyawannya.
"Kami sangat menghargai dukungan KITB dalam mempercepat proses investasi kami. Dengan fasilitas dan infrastruktur yang modern, kami optimistis dapat menjangkau pasar internasional, seperti Dubai dan Asia Selatan, sekaligus memperkuat Indonesia sebagai pusat produksi alat kesehatan," ujar Windie Bolo Morta, Direktur PT Youmi Medika Industri.
PT Luban Material Indonesia membawa pendekatan industri hijau ke KITB. Perusahaan ini memproduksi jendela, pintu, dan teralis berbahan dasar aluminium, dengan memanfaatkan bahan baku lokal dan mempekerjakan lebih dari 50 persen tenaga kerja Indonesia.
SEE ALSO:
Zhao Yingying, Direktur PT Luban Material Indonesia, mengungkapkan rasa terima kasihnya.
"Indonesia adalah negara dengan sumber daya alam melimpah dan pasar yang berkembang pesat. Kami bangga menjadi bagian dari KITB, dan kami berharap dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui produk kami yang ramah lingkungan," jelasnya.
KITB terus berkembang sebagai kawasan industri terintegrasi yang tidak hanya mendukung kebutuhan industri, tetapi juga membangun ekosistem kota dan destinasi wisata. Dengan lokasi strategis di tengah Pulau Jawa, akses langsung ke jalur Trans Jawa, dan infrastruktur pelabuhan modern, KITB menjadi simbol percepatan pembangunan nasional.
Kehadiran tenant dari Jepang, China, dan Indonesia semakin mengukuhkan posisi KITB sebagai pusat investasi global yang memberikan peluang besar bagi investor untuk menciptakan bisnis baru, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan dampak positif bagi masyarakat.