Bagikan:

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan harga gabah di level petani dan beras di level penggilingan pada November 2024 menurun tidak lebih dari 6 persen secara bulanan atau month to month (mtm).

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, untuk gabah kering panen (GKP) per kilogram turun 1,86 persen menjadi Rp6.303, gabah kering giling (GKG) turun 1,48 persen menjadi Rp6.984, serta gabah luar kualitas turun 4,86 persen ke angka Rp5.945.

Selanjutnya, untuk harga beras per kilogram di penggilingan dengan kualitas premium turun 1,15 persen menjadi Rp12.846, kualitas medium turun 1,27 persen ke angka Rp12.395, submedium turun 1,58 persen menjadi Rp12.170, serta beras pecah turun 5,97 persen menjadi Rp12.000.

Dikatakan Amalia, alasan penurunan harga gabah dikarenakan sebagian wilayah di Tanah Air sedang mengalami masa panen.

"Kecuali di provinsi Banten dan NTB untuk kualitas GKP mengalami kenaikan harga masing-masing sebesar 1,63 persen dan 6,15 persen," katanya.

Lebih lanjut, ia mengatakan selama periode November 2023–November 2024, rata-rata harga tertinggi di tingkat petani untuk GKP, GKG, dan luar kualitas terjadi pada Februari 2024 masing-masing sebesar Rp7.261,00 per kilogram, Rp8.591,00, dan Rp7.048,00.

Kemudian rata-rata harga terendah di tingkat petani untuk kualitas GKP dan luar kualitas terjadi pada bulan April 2024, yaitu masing-masing sebesar Rp5.686,00 per kilogram, dan Rp5.167,00, sedangkan kualitas GKG terjadi pada bulan Mei 2024 sebesar Rp6.676,00 per kilogram

Sementara itu, lanjut Amalia, untuk nilai tukar petani (NTP) dan nilai tukar usaha rumah tangga pertanian (NTUP) mengalami kenaikan pada November 2024.

Pihaknya mencatat NTP nasional November sebesar 121,29 atau naik 0,49 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Kenaikan NTP dikarenakan indeks harga yang diterima petani sebesar 0,86 persen lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,37 persen.

"NTUP nasional November 2024 sebesar 123,77 atau naik 0,80 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya," kata dia.