Bagikan:

JAKARTA - PT Famindo Alfa Spektrum Teknologi (PT FAST) mengadakan kegiatan diskusi bersama bertajuk “Revolutionizing EV Safety in Indonesia: Breaking Solutions with Innovation” pada Senin, 25 November lalu.

Kegiatan ini dibuka oleh Sekretaris Jenderal Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Tenggono Chuandra Phoa.

Dalam satu dekade terakhir ini, industri kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) tengah mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Bahkan pasar mobil listrik di Indonesia pun saat ini mulai menggeliat.

Komponen vital pada EV adalah sumber energi listrik yang berasal dari baterai. Hanya saja, kendaraan bertenaga listrik baterai (BEV) juga memiliki risiko.

Di sejumlah negara dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir terjadi beberapa kasus kebakaran pada kendaraan listrik. Sebagian diantaranya menggunakan baterai jenis Lithium.

Perlu diketahui bahwa EV yang terbakar sangat sulit dipadamkan. Hal ini disebabkan oleh karakteristik Lithium yang berbeda dari material pada jenis baterai lainnya apabila terjadi kebakaran.

Baterai Lithium tidak memerlukan oksigen untuk bisa terbakar. Suhu apinya pun sangat tinggi, mulai dari sekitar 1.000°C dan dapat terus meningkat hingga mencapai lebih dari 2.000°C.

Pada baterai Lithium yang terbakar, api akan terus menyala berulang selama energi elektron di dalam baterai belum habis.

Solusi mitigasi terhadap risiko kebakaran pada baterai mobil listrik ada tiga macam yakni prediktif, preventif dan protektif. Untuk tindakan protektif bilamana terjadi kebakaran pada baterai kendaraan listrik tentu menggunakan alat pemadam khusus. Salah satunya yakni APAR Hartindo AF31 Lithium Fire Killer (LFK) yang diproduksi PT. Hartindo Chemicatama Industri dan dipasarkan oleh PT. Famindo Alfa Spektrum Teknologi (PT. FAST).

APAR ini berbahan dasar air dengan campuran kimia khusus yang berkategori food grade. Tak hanya aman bila terkena kulit atau mata, tapi juga aman jika terkena mulut bahkan tertelan secara tidak sengaja.

Selain dipatenkan secara internasional, APAR LFK juga diproduksi di Indonesia dengan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) 49,41 persen.

Tak cukup jika hanya mengandalkan APAR, upaya prediktif dan pencegahan pun perlu dilakukan. Salah satu contohnya yakni dengan perangkat pendeteksi BALLISTIC (Battery Life Alert Diagnostic). Perangkat canggih ini akan memberikan peringatan dini apabila terdeteksi anomali suhu dan parameter kelistrikan pada baterai.

Saat memadamkan api dengan suhu extra tinggi pun tak bisa sembarangan. Harus menggunakan pelindung khusus, contohnya seperti POWER TECH SHIELD. Selimut anti api khusus ini tahan hingga suhu 1.600°C.

Untuk pencegahan kebakaran pasif, salah satunya yakni menggunakan cairan kental menyerupai gel yang penggunaannya cukup diletakkan dalam kompartemen baterai.

Apabila suhu baterai melonjak drastis bahkan mulai timbul api, maka lapisan kemasan gel akan pecah dan gel akan membanjiri baterai untuk mencegah percikan api semakin membesar. Dengan produk bernama G-TECH ini api dapat padam secara mandiri.

Sebagai pelengkap proteksi, PT FAST telah bekerjasama dengan Pindad Engineering Indonesia dalam memproduksi perangkat Undercarriage Suppression System (USS).

Perangkat pemadam api ini dirancang khusus untuk mengatasi kebakaran pada area sasis mobil listrik. Penempatan baterai yang biasanya berada di bagian kolong kendaraan tentu agak menyulitkan untuk melakukan pemadaman api.

Dengan dilengkapi nozzle bertekanan tinggi, USS mampu menyemprotkan cairan kimia untuk memadamkan titik api yang sulit dijangkau alat pemadam api ringan (APAR) model tabung konvensional.

“Risiko krusial yang hingga hari ini dihadapi setiap industri EV di seluruh dunia hampir sama yaitu kebakaran yang disebabkan oleh baterai lithium. Sangat mustahil untuk dipadamkan dengan APAR konvensional,” ujar Willy Hadiwidjaja, Chief Executive Officer PT FAST.

Ketika berbicara tentang revolusi industri seperti perkembangan industri kendaraan listrik, pasti akan dibarengi dengan potensi risiko yang wajib kita waspadai. Langkah prediktif, preventif dan protektif jadi pilar utama yang harus diperhatikan sebagai bagian dari upaya mitigasi terhadap risiko kebakaran pada baterai mobil listrik.