JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) telah menyiapkan lahan seluas 1,5 juta hektare (ha) untuk investor dalam dan luar negeri yang bersedia membangun peternakan sapi. Peternakan tersebut untuk pengembangan industri susu lokal.
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengungkapkan bahwa lahan tersebut tidak berada dalam satu wilayah, namun menyebar di beberapa wilayah. Seperti di Pulau Jawa dan Sulawesi.
“Lahan kita siapkan. Kita kasih alternatif lahan. Kita yang aktif dari Kementerian Pertanian yang aktif untuk mengkomunikasikan dengan pemilih lahan. Apakah itu PTPN, apakah itu swasta yang punya HGU,” katanya kepada wartawan, di Jakarta, Selasa, 12 November.
“Atau apakah itu misalnya lahan-lahan punyanya kampus, punya masyarakat dan lain-lain, kita kasih alternatif mereka mau milih yang mana,” sambungnya.
Sudaryono mengatakan para investor juga dapat memilih lokasi sesuai dengan kebutuhan mereka. Bahkan, dia bilang ada investor yang memilih lokasi dekat dengan pasar.
“Kita sudah hitungan-hitungan kita, kita sudah kantongi identifikasi lahan 1,5 juta hektare. tinggal nanti mereka mau yang mana, ada yang juga yang mau dekat sama pasar, ada yang di Jawa, ada yang mau di Sulawesi, dan seterusnya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Sudaryono menekankan bahwa yang terpenting adalah Kementerian Pertanian membantu memperlancar investasi mereka di dalam negeri.
“Kan intinya kita membantu investasi kan. Jadi mereka dengan uang uang mereka, datangkan sapi hidup, dan itu sangat menguntungkan secara kemandirian pangan kita, terkait susu dan daging yang sekarang masih defisit,” katanya.
Sudaryono mengungkapkan bahwa sudah ada 60 perusahaan yang berasal dari dalam dan luar negeri berkomitmen untuk mendatangkan sapi hidup sebanyak 2 juta ekor.
SEE ALSO:
“Hampir 60-an perusahaan. Ada perusahaan, ada koperasi, dalam dan luar negeri,” tuturnya.
Dia juga bilang proses perizinan mendatangkan sapi tersebut sedang diurus Kementan. Bahkan, para investor juga sudah bertemu dengan koperasi dan peternak susu yang akan mengelola fasilitas dari mereka.
“Ini proses perizinan, kemudian kita matching-kan dengan kelompok peternaknya. Kemudian lahan kita siapkan. Kita kasih alternatif lahan,” jelasnya.