Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu, 6 November 2024 diperkirakan akan bergerak menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Selasa, 9 November 2024, Kurs rupiah di pasar spot ditutup naik tipis 0,03 persen di level Rp15.748 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup melemah 0,09 persen ke level harga Rp15.766 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan para pedagang sebagian besar tetap menghindari risiko sebelum pemilihan presiden AS yang diperebutkan dengan sengit di kemudian hari, yang melemahkan taruhan pada pemotongan suku bunga yang lebih dalam oleh Fed, membuat para pedagang waspada dan berdampak terhadap kedigdayaan indeks dolar AS.

Selain itu, dalam pertemuan Federal Reserve minggu ini, The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, lebih kecil dari pemangkasan sebesar 50 basis poin yang dilakukan pada bulan September.

"Namun, prospek pemangkasan di masa mendatang akan diawasi dengan ketat, terutama karena data terbaru menunjukkan kekuatan ekonomi AS dan inflasi yang tinggi," ujarnya dalam keterangannya dikutip, Rabu, 6 November.

Sebelumnya, data penggajian nonpertanian dari hari Jumat juga menunjukkan sedikit penurunan di pasar tenaga kerja tren yang memberi The Fed lebih banyak dorongan untuk terus memangkas suku bunga.

Sementara dari dalam negeri, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2024 tercatat mencapai 4,95 persen (YoY). Untuk produk domestik bruto atau PDB Indonesia atas dasar harga berlaku pada kuartal III-2024 mencapai Rp5.638,9 triliun. Adapun, PDB berdasarkan harga konstan mencapai Rp3.279,6 triliun.

Pertumbuhan ekonomi RI kuartal III 2024 tumbuh 4,95 persen dari pergerakan kuartal II-2024. Namun, pada kuartal II-2024 pertumbuhan ekonomi masih lebih tinggi, yakni 5,05 persen (YoY). Bila dibandingkan dengan triwulan II 2024 tumbuh 1,50 persen (QtQ).

Sebelumnya, konsensus ekonom yang dihimpun Bloomberg menghasilkan nilai tengah (median) proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5 persen. Berdasarkan proyeksi itu, terdapat peluang pertumbuhan ekonomi kuartal III-2024 lebih rendah dari kuartal sebelumnya maupun periode yang sama tahun lalu.

Lemahnya ekonomi Indonesia ini akibat tak ada momen pendorong seperti Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) selayaknya kuartal pertama dan kedua tahun ini. Alhasil, konsumsi masyarakat berpotensi lebih rendah. Di sisi lain, investasi yang tumbuh melambat pada kuartal III-2024 akan berdampak pada kontribusi pertumbuhan PDB.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat pada perdagangan Rabu, 6 November 2024 dalam rentang harga Rp15.640 - Rp15.750 per dolar AS.