Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) masih menargetkan pertumbuhan industri pengolahan nonmigas atau manufaktur tumbuh positif hingga akhir 2024 di tengah kontraksi sektor industri.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, pihaknya telah mengusulkan sejumlah regulasi yang dinilai dapat mendukung pertumbuhan industri, seperti Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Gas Bumi untuk Kebutuhan Dalam Negeri, revisi relaksasi impor dan pengalihan pelabuhan impor ke wilayah timur Indonesia.

"Saya lihat dengan berbagai macam challenge dan berbagai tantangannya, sektor industri masih tumbuh. Challenge itu kadang-kadang lebih susah yang berasal dari dalam negeri," kata Agus di kantor Kemenperin, dikutip Rabu, 23 Oktober.

Agus menilai, regulasi-regulasi berkaitan dengan kementerian/lembaga lain yang seringkali tidak menentu. Dalam hal ini, dia menyebutkan terkait Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 8 Tahun 2024 terkait relaksasi impor.

Menurutnya, sejak relaksasi impor untuk sejumlah komoditas diberlakukan, PMI manufaktur mengalami penurunan dalam tiga bulan terakhir. Padahal, indeks yang mencakup variabel produksi, pesanan, hingga pasokan barang industri bertahan ekspansi selama 34 bulan sebelumnya.

"Saya tidak kaget karena belum ada regulasi yang ditunggu pelaku industri bisa menumbuhkan optimisme bagi mereka, regulasinya bukan di kami," ucapnya.

Adapun Kemenperin menargetkan industri manufaktur tumbuh 5,80 persen hingga akhir tahun ini. Sementara itu, pertumbuhan manufaktur sepanjang 2023 mencapai 4,69 persen atau lebih rendah dari target yang dicanangkan sebesar 4,81 persen.

Merujuk data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan industri pengolahan nonmigas terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 4,63 persen secara tahunan atau year on year (yoy) pada triwulan II-2024.

"Jadi dengan berbagai macam challenge di sektor industri, kami masih optimistis akan tumbuh kembali," tutur Agus.