Bagikan:

JAKARTA - Provinsi Gorontalo berkeinginan mengembangkan ekonomi kreatif berbasis digital di daerah itu untuk memperluas pasar, meningkatkan kualitas produk, serta mempercepat proses produksi dan distribusi.

"Penggunaan teknologi digital menjadi kebutuhan mutlak," kata Penjabat Gubernur Gorontalo Rudy Salahuddin dilansir ANTARA, Minggu, 6 Oktober.

Rudy mengatakan, sektor ekonomi kreatif terus mengalami pertumbuhan dan memiliki peran strategis dalam perekonomian nasional dan daerah.

Karena ekonomi kreatif, kata dia, tidak hanya memperkaya budaya dan warisan lokal, tetapi turut memberikan kontribusi nyata terhadap penciptaan lapangan kerja, peningkatan data saing daerah, serta penguatan identitas lokal di mata dunia.

"Ekonomi kreatif Gorontalo telah berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan produk domestik bruto (PDB). Produk-produk lokal seperti kerajinan tangan, fesyen, kuliner, hingga produk digital, telah berhasil meraih perhatian pasar nasional dan internasional," kata Rudy.

Di tengah pencapaian yang membanggakan itu, Rudy menegaskan perlunya adaptasi dengan perubahan, utamanya dalam era digital yang serba cepat.

Menurutnya, penggunaan teknologi digital menjadi kebutuhan mutlak untuk memperluas pasar, meningkatkan kualitas produk, serta mempercepat proses produksi dan distribusi.

"Digitalisasi ekonomi kreatif bukan hanya tentang penggunaan teknologi canggih semata. Lebih dari itu, digitalisasi adalah tentang bagaimana kita menciptakan ekosistem yang inklusif dan dapat memberikan peluang bagi semua pelaku usaha kreatif," katanya.

Menparekraf Sandiaga saat mengunjungi Ramadan Fair 2023 di Kabupaten Limboto yang melibatkan 200 UMKM, menyebutkan, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menjadi lokomotif yang mampu menggerakkan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan peluang usaha.

“Andalan produk ekonomi kreatif di Gorontalo adalah kuliner dan ini sesuai dengan tren ekonomi kreatif dimana kuliner memberikan kontribusi 42 persen. Gorontalo ini memiliki kuliner yang cukup dominan. Yang kedua fesyen, dengan motif karawo seperti ini, fesyen menyumbang 18 persen kontribusi ke PDB dan 15 persen dari kriya,” katanya.

Gelar wicara tersebut juga menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf Anggara Hayun Anujuprana dan pengurus Dekranas Pusat Yukako Akashi.