Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) membidik kontribusi industri halal dapat menjadi sumber mesin pertumbuhan ekonomi nasional baru di masa mendatang. 

Dari sektor industri pengolahan, industri halal juga menunjukkan kinerja yang positif. Pada triwulan I-2024, sektor unggulan Halal Value Chain (HVC) tumbuh sebesar 1,94 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

Menteri Perindustrian (Memperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, sektor unggulan halal di antaranya yaitu makanan dan minuman halal serta modest fashion yang mencatatkan pertumbuhan masing-masing sebesar 5,87 persen yoy dan 3,81 persen yoy.

"Ini menunjukkan bahwa di masa depan, pertumbuhan ekonomi nasional dapat didominasi oleh ekonomi syariah melalui perkembangan industri halal," ujar Menperin Agus dalam keterangan tertulisnya, dikutip Sabtu, 28 September.

Agus mengungkap, potensi ekonomi syariah dan industri halal sangat besar. Hal ini berdasarkan data dari State of the Global Islamic Report (SGIER) edisi 2023/2024 yang menunjukkan jumlah konsumsi produk halal di dunia diperkirakan mencapai 2,4 triliun dolar AS pada 2024.

Tak hanya itu, dari Pew Research Centers Forum on Religion and Public Life pun memproyeksi jumlah populasi penduduk muslim di dunia akan terus bertambah hingga mencapai 2,2 miliar jiwa atau 26,5 persen dari total populasi dunia pada 2030. 

Dia menilai, peningkatan angka tersebut sejalan dengan pertumbuhan pada permintaan produk industri halal. 

"Sehingga, Indonesia sebagai negara dengan jumlah populasi penduduk muslim terbesar kedua di dunia yang mencapai 241,7 juta jiwa memiliki potensi pasar sangat menjanjikan untuk pertumbuhan ekonomi syariah dan industri halal," katanya.

Menperin menerangkan, posisi ekonomi syariah Indonesia di tataran global terus meningkat di berbagai sektor. Tahun lalu, secara keseluruhan Indonesia berhasil naik satu peringkat menjadi posisi ketiga pada Global Islamic Economy Indicator dalam SGIER 2023/2024 yang dirilis oleh Dinar Standard. 

Namun demikian, Indonesia masih kalah dari Malaysia dan Arab Saudi meski telah mampu melampaui posisi Uni Emirat Arab dan Bahrain.

"Dari lima indikator penilaian, terdapat tiga indikator yang menopang kenaikan tersebut dan berkorelasi dengan upaya Kementerian Perindustrian di sektor industri halal," ucap Agus.

Pertama, Indonesia berhasil naik tiga peringkat menjadi posisi kelima pada sektor industri farmasi dan kosmetik halal. Kedua, pada sektor industri makanan halal, Indonesia menempati peringkat ketiga dengan mengungguli Turki, Singapura dan Thailand. Ketiga, pada sektor modest fashion, Indonesia menempati level ketiga dengan melewati Singapura dan Italia. 

"Kami tidak mau menjadikan Indonesia hanya sebagai pasar, kami harus mempersiapkan diri agar mandiri dan mengurangi impor (sehingga) jadi tuan rumah di negara sendiri," imbuhnya.

 Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita/DOK Kemenperin