Bagikan:

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan Indonesia tidak akan bisa mencapai target bauran energi baru terbarukan (EBT) tanpa komitmen dari berbagai pihak.

“Jadi teman-teman, untuk mendorong ke energi baru terbarukan, ini butuh komitmen yang kuat. Tidak hanya sekedar omon-omon,” ujar Bahlil dalam acara Green Initiative Converence di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu, 25 September.

Seperti diketahui, salah satu cara Indonesia untuk mencapai nol emisi karbon atau Net Zero Emission (NZE) pada 2060 mendatang adalah mengalihkan energi fosil menjadi energi baru terbarukan (EBT).

Dalam mengejar target emisi karbon dan bauran EBT tersebut, kata Bahlil, tidak bisa hanya dilakukan dengan model bisnis biasa, harus benar-benar menaruh perhatian serius.

“Percaya sama saya, sampai ayam tumbuh gigi, kalau cuma kita bicara tentang konsep bisnis as usual, enggak akan pernah terwujud kalau enggak ada komitmen yang kuat,” ujarnya.

“Jadi konsep bagus, sumber daya alam bagus, tapi kalau tidak ada komitmen yang tinggi untuk kita mengeksekusi, ini bagai pungguk merindukan bulan. Enggak akan pernah terwujud,” sambung Bahlil.

Bahlil menekankan pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) punya perhatian untuk menuju ke sana. Dia bilang hal ini juga akan dilanjutkan oleh presiden terpilih Prabowo Subianto.

Lebih lanjut, Bahlil mengaku mendapat tugas untuk menyusun peta jalan atau roadmap implementasi energi hijau oleh Jokowi dan Prabowo.

“Pak Prabowo dan Pak Jokowi sudah memberitahu kepada saya, segera membuat roadmap untuk implementasi dalam menuju kepada green energy, termasuk mobil-mobil listrik, baterai-baterai listrik, kita akan konversi motor-motor yang (menggunakan energi) fosil menjadi motor listrik,” tuturnya.

Menurut Bahlil, peralihan energi dari fosil ke energi hijau atau EBT juga akan membuka lapangan kerja baru. Meski, diakuinya pada tahap awal membutuhkan investasi yang besar.

“Dan ini, kalau green energy baru-baru, bisa kita menciptakan 1 juta lapangan pekerjaan. Luar biasa. Pendapatan negara kita akan naik. Awalnya memang butuh capex yang mahal,” jelasnya.