Bagikan:

JAKARTA - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto optimis RI dapat mencapai target 12 miliar kaki kubik gas per hari pada tahun 2030.

Ia mengatakan dirinya optimis tercapai lantaran selama masa pandemi, KKKS banyak menemukan ladang gas raksasa. Hal ini berbeda dengan produksi minyak yang terus mengalami decline dari tahun ke tahun.

"Tapi gas kita optimis karena waktu eksplorasi setelah pendemi kita temukan cadangan gas besar dan menjadi proyek yang Alhamdulillah KKKS baik ENI, Mubadala sama-sama punya tekad mempercepat onstream produksi gas," ujar Dwi dalam acara Leaders Forum, Rabu 11 September.

Dikatakan Dwi, selama beberapa tahun ini pihaknya berhasil menahan laju penurunan salur gas, bahkan mencatatkan peningkatan atau incline sebesar 2 persen. Ia juga menyebut, laju penurunan tidak akan terjadi jika pembangunan infrastruktur produksi bisa lebih cepat dilaksanakan.

“kita sangat yakin incline prod gas akan sangat baik ke depan dengan proyek besar seperti Geng North, Abadi Masela dan nanti di Andaman kita yakin untuk pencapaian 2030-2031 12 BCF,” sambung dia.

Dengan banyaknya proyek besar tersebut, ia meyakini Indonesia akan mengalami kelebihan gas pada tahun 2035.

Lebih lanjut Dwi bilang saat ini produksi gas Indonesia sudah naik 20 persen dan perlu didukung infrastruktur pengangkut gas.

Apalagi, kata dia, saat ini wilayah Jawa Timur sekarang mengalami kelebihan pasokan gas hingga 150 juta kaki kubikper hari namun tidak bisa mengalir karena Cirebon-Semarang masih dilakukan pembangunan.

"Satu lagi, natuna juga kita kelebihan gas ada 100 juta kaki kubik per hari yang bisa disalurkan. Ada potongan kecil pipa yang belum tersambung, ini yang kita kejar," pungkas dia.