Bagikan:

BANDUNG - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut, bahwa penataan ruang-ruang wilayah di Indonesia harus serius dilakukan.

Dengan demikian, diharapkan pertumbuhan ekonomi RI ke depannya akan semakin lebih baik.

Hal ini disampaikan oleh AHY dalam sambutannya di Acara Konferensi Internasional Pertama tentang Pendaftaran Tanah Ulayat di Indonesia pada 4-7 September di Bandung, Jawa Barat.

"ATR/BPN harus benar-benar serius melakukan penataan ruang-ruang wilayah. Itulah mengapa tata ruang menjadi salah satu agenda utama agar pertumbuhan ekonomi ke depan juga semakin terukur," ujar AHY di The Trans Luxury Hotel, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis, 5 September.

AHY menyebut, saat ini dunia juga sedang menghadapi krisis iklim dan berbagai tantangan akibat penduduk yang semakin besar.

Dia menilai, saat ini kondisi pertanahan di RI semakin terbatas, namun kebutuhan industri dan ekonomi justru semakin besar.

"Harus kami jaga (ruang-ruang wilayah itu)," katanya.

Menurut AHY, modernisasi tidak akan berhenti dan kemajuan zaman akan terus bergerak. Sehingga, menjaga ruang-ruang wilayah itu benar-benar harus serius dilakukan.

"Walaupun modernisasi tidak akan berhenti dan kemajuan zaman akan terus bergerak, kami berharap ini semua bisa kami jaga pelestarian dan keseimbangannya," imbuhnya.

Adapun dalam agenda konferensi internasional ini dihadiri juga oleh sejumlah Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama Kementerian ATR/BPN, perwakilan Duta Besar negara-negara ASEAN untuk Indonesia, Lembaga Pertanahan Luar Negeri se-Asia Tenggara antara lain perwakilan National Committee of Indigenous People (NCIP) Filipina.

Selain itu, perwakilan Department of Agriculture Land Management (DALAM) Ministry of Agriculture and Forestry of Laos, perwakilan CSO, perwakilan Office of the National Land Policy Board Thailand, serta perwakilan Department of Land Thailand.

Caption: Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Foto: Theresia Agatha/VOI