Bagikan:

JAKARTA - Manager PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Proyek (UPP) Nusra 1 Deddy Kurniawan menyatakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sambelia Fast Track Program (FTP) 2 berkapasitas 100 megawatt (MW) siap membantu meningkatkan keandalan listrik di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB).

Deddy Kurniawan melalui siaran pers, Selasa, 3 September, menyampaikan hal tersebut setelah mengetahui pembangunan PLTU yang berada di Desa Padak Guar, Kabupaten Lombok Timur hasil kerja sama dengan PT Rekayasa Industri telah menyelesaikan tahap first firing atau uji coba proses pembakaran pertama pada ruang bakar (burner) boiler PLTU menggunakan bahan bakar minyak jenis high speed diesel (HSD) atau solar.

Proses pembakaran ini, ujar dia, merupakan tahapan krusial dalam memulai operasional sebuah PLTU. Karena uji coba kali pertama itu akan menghasilkan uap pada boiler untuk pertama kalinya, kemudian dimanfaatkan pada proses pembersihan saluran pipa uap sebelum akhirnya masuk ke turbin.

Bahkan, sebelum memasuki tahap first firing, petugas terlebih dahulu wajib melakukan pengujian terhadap peralatan pendukung seperti cooling system, fan system, fuel oil system, dan instrument system.

"Jadi, rampungnya tahap first firing ini menjadi milestone proses komisioning sistem PLTU Sambelia berikutnya, yaitu cool firing dan sinkronisasi dengan sistem kelistrikan," kata dia, dikutip dari Antara.

Perampungan tahap awal operasional PLTU itu berlangsung pada 30 Agustus 2024. Meskipun masih ada tahap lanjutan, ia menegaskan bahwa PLTU yang telah menyerap lebih dari 1.000 tenaga kerja tersebut dapat melayani kebutuhan listrik masyarakat, dan memperkuat sistem kelistrikan Lombok, khususnya dalam mendukung geliat pariwisata di NTB.

"Karena itu, PLTU ini akan menjadi penyedia energi listrik tingkat efisiensi tinggi dengan standar lingkungan yang ketat. Pembangkit ini juga memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah," ujarnya lagi.

General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) Abdul Nahwan menjelaskan PLTU Sambelia merupakan bagian dari program FTP 35.000 MW.

Hal itu sesuai dengan target pemerintah dalam mendorong masuknya investasi di Pulau Lombok, NTB, seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika sebagai destinasi pariwisata super prioritas untuk pengembangan pariwisata dan acara berkelas internasional.

"Dengan kapasitas total 100 MW, PLTU Sambelia memiliki potensi target produksi listrik tahunan sebesar 735.233 gigaWattHour (GWH) dengan peak hour 153.172 GWH dan off peak hour 582.052 GWH," kata Abdul Nahwan.

Ia menambahkan apabila PLTU Sambelia telah melalui seluruh rangkaian milestone dan beroperasi sepenuhnya, maka pasokan listrik yang tersedia dapat memenuhi kebutuhan masyarakat NTB.

Menurut dia, komitmen ini akan memberikan dampak keberlanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan PLN hari ini maupun bagi generasi yang akan datang untuk Indonesia yang lebih maju.

"Dengan demikian, perekonomian daerah dapat melesat dan pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujarnya pula.