Bagikan:

JAKARTA - Industri aset keuangan digital, atau yang lebih dikenal sebagai cryptocurrency, semakin diminati oleh pelaku pasar keuangan di Indonesia.

Perkembangan sektor ini tidak lepas dari peran berbagai pemangku kepentingan hingga figur publik yang terus mendorong adaptasi dan percepatannya di Tanah Air.

Timothy Ronald merupakan salah satu figur publik yang tidak hanya dikenal sebagai trader andal, namun juga memberikan edukasi yang berkualitas melalui Akademi Crypto.

Hal ini dilakukan berdasarkan pengalaman hingga pengetahuan yang dimilikinya selama lebih dari satu dekade berkecimpung di industri keuangan.

Menariknya, Ncek, sapaan akrab nya, dikenal sebagai trader crypto yang memiliki jiwa sosial tinggi dan gemar berbagi. Melalui Ronald Foundation, organisasi filantropi miliknya, ia melakukan terobosan di bidang pendidikan dan sosial masyarakat.

Pada Juni 2024 lalu, Ronald Foundation baru saja meresmikan pembangunan SMAK Santo Yoseph Pekerja Manola di Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur.

Pembangunan sekolah dengan lebih dari 100 siswa tersebut dilakukan dengan mengganti struktur sekolah yang menggunakan anyaman bambu dan kayu menjadi bangunan permanen menggunakan teknologi ramah lingkungan, recycled blocks.

Tidak hanya itu, Ronald Foundation juga turut membangun fasilitas pendukung sekolah seperti penyediaan air bersih, lapangan olahraga hingga laboratorium komputer guna mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.

“Pendidikan merupakan fondasi utama bagi masyarakat untuk hidup dengan layak di masa depan. Ronald Foundation membawa misi untuk mendorong pendidikan berkualitas yang mempelajari teknologi terkini. Fasilitas penunjang tersebut dibangun agar adik-adik kita bisa belajar dengan maksimal serta mendapatkan edukasi yang lebih terkait dunia teknologi informasi dan blockchain yang bermanfaat untuk masa depannya,” ujar Timothy Ronald.

Selanjutnya, Timothy Ronald kembali melakukan terobosan di bidang pendidikan dengan membangun SLB Budi Mulia di Desa Pence, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Sekolah anak-anak berkebutuhan khusus tersebut digunakan lebih dari 50 siswa dari semua jenjang pendidikan dengan kondisi yang tidak layak selama 20 tahun.

Serupa dengan sekolah sebelumnya, pembangunan SLB Budi Mulia dilakukan dengan menggunakan teknologi recycled blocks agar ruangan kelas dalam keadaan kondusif dan nyaman untuk digunakan para siswa.

Saat ini, kedua sekolah tersebut sudah digunakan untuk kegiatan belajar mengajar bahkan sudah melakukan proses penerimaan siswa di tahun ajaran yang baru.

Timothy Ronald berharap, para siswa bisa belajar dengan semangat dan nyaman di gedung sekolah yang baru saja diresmikan.

Melalui Ronald Foundation, Timothy berkomitmen untuk terus mendukung kemajuan pendidikan bagi anak-anak Indonesia.

Salah satunya dengan membangun kembali sekolah-sekolah tidak layak guna di berbagai pelosok Tanah Air.

“Komitmen ini akan terus kami jaga demi memajukan pendidikan dan anak-anak Indonesia. Jadi nantikan terobosan kami selanjutnya dengan pembangunan sekolah-sekolah lainnya di seluruh penjuru negeri,” tutup Timothy.