JAKARTA - Keberadaan pembangkit listrik tenaga hijau saat ini semakin diperhitungkan di tengah transisi energi menuju net zero emission (NZE) di tahun 2030. Di tengah banyaknya pendirian pembangkit listrik hijau baru, PLN ternyata telah memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bengkok yang telah berdiri sejak tahun 1923.
PLTA yang terletak di daerah Dago, Kota Bandung, Jawa Barat awalnya didirikan untuk mengalirkan listrik pada fasilitas komunikasi milik Hindia Belanda melalui Radio Malabar dan masih digunakan hingga saat ini.
Senior Manager PLN IP Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Saguling, Doni Bakar mengatakan, sumber listrik ini diperoleh dari hasil membendung Sungai Cikapundung yang berlokasi di Taman Hutan Raya, sekitar 4 Km dari lokasi pembangkit.
"Di sini kapasitasnya 3 x 1,05 MW, total 3,15 MW," ujar Doni saat ditemui di kawasan PLTA Bengkok, Bandung, Selasa, 3 September.
Berasal dari Sungai Cikapundung, air tersebut ditampung pada kolam tandu harian (KTH) sebelum mengalir ke pipa sebelum menuju tiga turbin utama dengan kapasitas 1,05 MW. Adapun debit air yang digunakan sebesar 1 meter kubik per detik yang nantinya akan menghasilkan 1 MW
Dengan kapasitas 3,15 MW, Doni memastikan pembangkit ini mampu menerangi 2.000 hingga 3.000 rumah di sekitar wilayah Kota Bandung.
"Kalau kapasitas kita 3 MW, itu sekitar 3.000 kW. Jadi kalau satu rumah 1 kW, berarti ada sekitar 2 sampai 3.000 rumah. Sekitar Bandung sini, karena kalau PLN itu banyak yang melayani pelanggan, ada yang menggunakan interkoneksi," beber dia.
BACA JUGA:
Terkait pemeliharaan unit pembangkit, Bakar memastikan pihaknya melakukan periodik maintenance atau berbasis waktu dengan menggunakan preventive maintenance, dengan melakukan inspeksi rutin setiap hari.
"Kita menggunakan teknologi terbaru melalui predictive maintenance, bisa kita menggunakan termografi. Jadi kita foto, dari foto kelihatan mana spot yang panas, mana yang masih aman, itu kita olah dan kita lakukan pemeliharaan," pungkasnya.