Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso Energy 515 MW dan PLTA Malea Energy dengan kapasitas 90 MW milik keluarga mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Dalam sambutannya, Presiden menyampaikan dengan kehadiran PLTA, maka akan mendukung proses transisi penggunaan energi dari fosil ke energi hijau atau baru dan terbarukan (EBT).

"Dua PLTA ini bisa menjadi bukti kepada dunia bahwa Indonesia aktif dalam melakukan transisi energi," ujar Jokowi yang dikutip dari Kanal Youtube Sekretariat Presiden, Jumat 25 Februari.

Presiden Jokowi menambahkan, global mendesak dan memberikan spot kepada seluruh negara untuk menggeser pemakaian energi fosil khususnya batu bara untuk masuk ke energi hijau.

"Alhamdulillah potensi Indonesia sangat besar dari berbagai sumber," ujarnya.

Presiden mengatakan potensi pengembangan EBT di Indonesia sangat besar. Seperti potensi hydropower dan geothermal yang bisa mencapai 418 GW.

"Selain itu ada solar, angin, sampai ke arus laut. Semua ada di negara kita hanya bagaimana bisa menggeser dari batu bara ke energi hijau ini bukan pekerjaan yang mudah karena banyak sekali PLTU kita," tambah Presiden.

Presiden juga meminta PLN untuk memperhatikan birokrasi yang ada agar dapat dipermudah dan tidak ada keluhan dalam hal negosiasi perijinan.

Dengan total kapasitas 515 MW, PLTA Poso yang berada di Poso, Sulawesi Tengah, merupakan pembangkit EBT terbesar di Indonesia Timur yang dibangun dan dioperasikan oleh PT Poso Energy, anak usaha Kalla Group.

Sementara PLTA Malea berkapasitas 90 MW yang berada di Tana Toraja, Sulawesi Selatan dikembangkan oleh PT Malea Energy, anak usaha PT Bukaka Teknik Utama. Dengan beroperasinya kedua PLTA tersebut, bauran EBT di sistem kelistrikan Sulawesi meningkat menjadi 38,38 persen.