Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan pembangunan Bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, ketersediaan air menjadi kunci pembangunan di NTT yang memiliki curah hujan lebih rendah dibandingkan daerah lain.

"Dengan demikian, bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat bermanfaat karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani. Selain pemanfaatan layanan irigasi, bendungan juga diharapkan melayani kebutuhan air domestik masyarakat melalui pembangunan jaringan air baku dan instalasi pengolahan air (IPA)," ujar Basuki dalam keterangan resmi yang dikutip Senin, 2 September.

Pembangunan Bendungan Temef terbagi menjadi 4 paket pekerjaan yang dilaksanakan mulai 2017-2024.

Paket I dikerjakan oleh PT Waskita-Bangunnusa (KSO).

Paket II dam III dikerjakan oleh PT Nindya-Bina Nusa Lestari (KSO) dan Paket IV oleh Waskita-Bahagia-Guntur (KSO).

"Total anggaran pembangunan bendungan ini Rp2,7 triliun. Status Bendungan Temef saat ini sudah selesai dan siap untuk diresmikan," katanya.

Bendungan ini memiliki luas genangan 297,78 hektare (ha) dengan volume tampung mencapai 45,79 juta meter kubik.

Kehadiran bendungan ini akan memberikan manfaat untuk irigasi seluas 4.500 ha yang terdiri dari daerah irigasi (DI) Haekto dan Malaka.

Sementara itu, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) NTT II Fernando Rajagukguk bilang, kehadiran Bendungan temef akan memberikan manfaat bagi masyarakat di Kabupaten TTS, NTT.

"Bendungan temef akan menampung luapan banjir dari Kabupaten Maak dan wilayah sekitar Kabupaten TTS, NTT," tuturnya.

Manfaat selanjutnya yakni pengendali banjir pada area hilir bendungan dengan reduksi banjir di Kabupaten Malaka sebesar 15 persen. Menyediakan air baku dengan debit 131 liter per detik untuk penduduk Kecamatan Polen, Kecamatan Noemuti Timur di Kabupaten TTS dan Kabupaten Malaka sebanyak 28.000 kepala keluarga (KK).

Adapun Bendungan Temef merupakan satu dari tujuh bendungan yang dibangun Kementerian PUPR di Provinsi NTT pada kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dengan selesainya Bendungan Temef, diharapkan akan menambah jumlah tampungan air yang dapat mendukung ketahanan pangan dan air di provinsi tersebut.

Sebelumnya, terdapat tiga bendungan yang telah diresmikan di NTT yakni Bendungan Raknamo pada 2018, Bendungan Rotiklot pada 2019 dan Bendungan Napun Gete pada 2021.

Sementara tiga bendungan lainnya, yakni Bendungan Manikin, Bendungan Mbay dan Bendungan Kolhua masih dalam tahap konstruksi.