JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkap progres pembangunan landasan pacu atau runway Bandara VVIP di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.
Ketua Satgas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN Kementerian PUPR Danis H Sumadilaga mengatakan, hingga saat ini pihaknya telah mengerjakan runway sepanjang 1.375 meter (m) dari target yang ditetapkan sepanjang 2.200 m.
Danis menyebut, penyelesaian target 2.200 m bisa rampung pada September 2024 mendatang.
"Tadi sudah sampai 1.375 meter. Kan, kami punya target 2.200 (m). Nah, mudah-mudahan lah di minggu pertama September bisa selesai," ujar Danis saat ditemui di kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Jumat, 30 Agustus.
Menurut Danis, penyelesaian runway Bandara VVIP itu terkendala hujan deras yang masih terjadi hingga saat ini.
Dia menyebut, bila hujan terus terjadi nantinya penyelesaian runway Bandara sepanjang 2.200 m bisa rampung di 14 September 2024.
Namun, lanjut dia, apabila tak terjadi hujan di IKN runway bandara bisa rampung pada 2 September mendatang.
"Masih (terus hujan). Kalau nggak hujan 2 September kelar. Kalau hujannya agak banyak 14 September kelar. Antara 2 sama 14 September ini (bisa selesai), tergantung jumlah curah hujannya," pungkas Danis.
Sebelumnya, uji coba landasan pacu atau runway Bandara VVIP IKN di Kalimantan Timur berjalan mulus dan lancar pada Minggu, 25 Agustus 2024.
Prosesi uji coba lepas landas dan pendaratan di Bandara IKN, Kalimantan Timur, ini dilakukan menggunakan pesawat kalibrasi jenis King Air tipe 200 PK CAO.
Uji coba ini disaksikan langsung oleh Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi bersama Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
"Yang kami lakukan sekarang semacam proving flight karena yang dibuat tidak hanya runway, tetapi jalur-jalur udaranya," ujar Menhub Budi dalam keterangan resmi, Minggu, 25 Agustus.
Sekadar informasi, proving flight merupakan proses uji operasional yang dilakukan untuk memastikan kesiapan terbang di rute penerbangan baru.
BACA JUGA:
Budi mengatakan, Bandara VVIP IKN ini sudah didesain supaya tidak bermasalah dengan bandara di Balikpapan maupun Samarinda.
"Semua sudah didesain supaya tidak konflik dengan bandara di Balikpapan dan Samarinda. Jadi nanti pada saat digunakan dengan frekuensi padat, di ruang udara sudah tidak terjadi konflik," jelas Budi.
"Setelah uji coba ini, akan dilanjutkan sejumlah assessment lainnya terkait keselamatan dan keamanan penerbangan," tambahnya.