Bagikan:

JAKARTA - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra buka suara mengenai evaluasi penurunan harga tiket pesawat yang akan rampung bulan ini. Dia bilang evaluasi harga tiket ini menjadi momentum yang sudah tunggu pihaknya.

“Adanya wacana evaluasi tarif tiket penerbangan menjadi momentum yang telah kita tunggu,” katanya kepada VOI, di Jakarta, Senin, 26 Agustus.

Irfan bilang pada prinsipnya, Garuda Indonesia sangat mendukung segala bentuk upaya yang dilaksanakan oleh seluruh pihak yang berkepentingan dalam penetapan harga tiket pesawat. Khususnya dalam berkolaborasi bersama mengkaji besaran harga tiket ini.

“Kami berharap seluruh pihak yang terlibat yang terdiri dari maskapai, pemangku kepentingan, regulator, hingga masyarakat dapat merasakan dampak positif dalam rencana tersebut sehingga struktur biaya tiket dapat disesuaikan dengan kondisi dan daya beli masyarakat,” jelasnya.

Di sisi lain, Irfan juga mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) yang mendorong akuntabilitas penerapan tarif tiket penerbangan yang tidak dapat dipungkiri memiliki struktur biaya yang kompleks.

“Kami tentunya berkomitmen untuk transparan dan akuntabel atas langkah-langkah yang dijalankan ini,” katanya.

Irfan berharap melalui pembentukan satgas penurunan harga tiket yang dilaksanakan oleh pemerintah, berbagai masalah dan tantangan yang mempengaruhi harga tiket dapat diketahui secara jelas.

“Sehingga mendapatkan titik tengah dan solusi yang ke depannya dapat berkontribusi menciptakan ekosistem penerbangan yang sehat baik dari sisi maskapai sebagai provider penerbangan maupun untuk masyarakat sebagai konsumen jasa penerbangan,” jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memastikan bahwa proses penurunan harga tiket pesawat akan rampung pada bulan Agustus 2024 ini.

“Sedang berproses. Ini lagi kerja dan saya kira enggak sampai bulan ini. Dalam bulan ini mestinya prosesnya (selesai),” tutur Luhut di Jakarta, dikutip Selasa, 20 Agustus.

Sekadar informasi, pemerintah telah membentuk Komite Supervisi Harga Tiket Angkutan Penerbangan Nasional untuk mengevaluasi komponen biaya tiket pesawat.

Luhut menjelaskan bahwa komite tersebut telah mempertimbangkan sejumlah faktor untuk menurunkan harga tiket pesawat. Salah satu solusinya adalah menerapkan sistem multi provider untuk memasok bahan bakar avtur.

Selama ini suplai avtur dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) sehingga harga avtur menjadi tidak kompetitif. Karena itu, untuk mencegah praktik monopoli, pemerintah membuka peluang bagi pihak lain yang bersedia untuk memasok avtur.

“Avturnya Pertamina kan, sekarang kan harganya mulai turun karena kita buka, bukan hanya dimonopoli Pertamina lagi,” jelasnya.

Meski begitu, Luhut bilang avtur bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan mahalnya harga tiket pesawat. Tetapi, ada faktor lainnya.

“Ya itu tadi, kan itu kan ada banyak faktor. Kita kan bicara mana cost yang bisa kita turunkan seperti sparepart dan harga fuel,” kata Luhut.