Bagikan:

JAKARTA - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyatakan akan berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur. Mereka berniat membeli lahan seluas 100 hektare (ha).

Merespons hal tersebut, Juru Bicara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Endra S. Atmawidjaja mengatakan, PBNU bisa memilih lahan yang mau digunakan di IKN.

"Nanti disesuaikan atau mix used, kan, bisa juga. Dia bisa milih di mana nanti kalau memang sesuai ada beberapa opsi nanti bisa pilih (lahannya)," kata Endra saat ditemui wartawan di kantornya, Kamis, 22 Agustus.

Endra menyebut, pemerintah sejatinya punya rencana detail tata ruang di IKN. Kemudian, rencana tersebut diturunkan menjadi urban design guidelines (UDG). UGD pun, kata dia, berfungsi menjadi peta jalan sekaligus acuan bagi seluruh investor yang ingin menanamkan modal di Nusantara.

Oleh sebab itu, Endra menjelaskan, rencana PBNU yang hendak membangun fasilitas organisasi, pendidikan sampai kesehatan bisa terakomodir di IKN. Akan tetapi, PBNU harus mengikuti UGD tersebut.

"Di situ (UGD) sudah dijelaskan fungsi-fungsi tata ruangnya, fungsi-fungsi dalam kawasan itu. Semisal PBNU perlu apa? Sarana pendidikan, olahraga, sudah apa. Tinggal lihat rencana tata ruangnya adanya di mana. Kan, kami harus melihat utuh konteksnya," ungkap dia.

Sementara terkait luasan 100 hektare lahan yang bakal dibeli PBNU, Endra bilang, ada 56 ribu ha lahan yang tersedia untuk dipergunakan oleh investor di IKN.

"Artinya, kalau dari ketersediaan tanahnya ada," imbuhnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf dan sejumlah pengurus menyambangi Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Kamis, 22 Agustus.

Kedatangan mereka diketahui untuk membahas konsesi tambang hingga investasi di IKN dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Gus Yahya, sapaan akrab Ketua Umum PBNU, bersama pengurus PBNU tiba di Istana sekitar pukul 10.20 WIB dan pertemuan dengan Presiden Jokowi dijadwalkan pukul 10.30 WIB.

"Kami mau bicara soal konsesi tambang dan investasi di IKN nanti," katanya.

Gus Yahya bilang, pihaknya mengajukan pertemuan dengan Presiden Jokowi untuk membahas rencana PBNU berinvestasi di IKN.

Meskipun nilai investasi tersebut tidak terbilang besar, Gus Yahya menuturkan PBNU akan membangun fasilitas dan pendidikan keagamaan di IKN.

"Rencana kami untuk berinvestasi, lah, walaupun kecil di IKN nanti. Karena kami butuh untuk membangun kantor di sana, membangun fasilitas pendidikan dan keagamaan di sana," tuturnya.