Bagikan:

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik didukung oleh permintaan domestik dan ekspor.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2024 tercatat sebesar 5,05 persen (yoy), terutama didukung oleh konsumsi rumah tangga dan investasi.

"Ekspor tercatat meningkat didorong oleh permintaan mitra dagang utama dan kenaikan ekspor jasa," jelasnya dalam konferensi pers, Rabu, 21 Agustus.

Jika berdasarkan lapangan usaha (LU), kata Perry, pertumbuhan ekonomi terutama ditopang oleh Industri Pengolahan, Konstruksi, serta Perdagangan Besar dan Eceran. 

Sementara secara spasial, Perry menyampaikan pertumbuhan tercatat meningkat di sebagian besar wilayah Indonesia, dengan pertumbuhan tertinggi di wilayah Bali-Nusa Tenggara (Balinusra) dan Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua).

"Ke depan, pertumbuhan ekonomi perlu terus didorong sehingga tetap dapat menjaga keyakinan pelaku ekonomi terhadap prospek perekonomian nasional," ujarnya.

Menurut Perry, konsumsi rumah tangga perlu semakin ditingkatkan sejalan dengan berakhirnya faktor musiman terkait Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan dampak pelaksanaan Pemilu pada semester I 2024.

Perry menambahkan, berlanjutnya Proyek Strategis Nasional (PSN) diprakirakan dapat meningkatkan investasi, khususnya investasi swasta.

Selain itu, kenaikan stimulus fiskal 2024 dari 2,3 persen menjadi 2,7 persen dari PDB diharapkan juga dapat secara efektif memberikan dampak pengganda terhadap perekonomian.

"Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi 2024 berada dalam kisaran 4,7 persen-5,5 persen," ujarnya.

Perry menyampaikan Bank Indonesia terus memperkuat sinergi stimulus fiskal Pemerintah dengan stimulus makroprudensial Bank Indonesia untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, khususnya dari sisi permintaan.