Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perdagangan mengungkapkan bahwa ritel modern telah mengalami transformasi sejak pandemi COVID-19 hingga saat ini. Di mana, awalnya ritel menawarkan barang melalui toko, kini melalui digital atau daring.

Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kasan Muhri mengatakan toko-toko ritel modern mulai jarang dikunjungi masyarakat sejak pandemi COVID-19. Kini, kata dia, masyarakat lebih memilih untuk membeli kebutuhan melalui online atau daring.

“Selama COVID-19, dari 2020 awal sampai 2022, catatan yang saya alami, memang online itu menggantikan, tetapi porsinya belum signifikan secara keseluruhan,” kata Kasan dalam acara Gambir Trade Talk, Rabu, 14 Agustus.

Meski begitu, Kasan mengatakan bahwa transaksi secara online belum bisa dikatakan menggantikan porsi penjualan secara keseluruhan.

“Artinya transaksi secara online termasuk di ritel modern itu belum seberapa dibanding keseluruhan dari sektor ekonomi, di mana ini perdagangan, khususnya di ritel,” ujarnya.

Pascapandemi COVID-19, sambung Kasan, ritel-ritel modern yang berada di pusat-pusat perbelanjaan bersar mulai ditinggalkan. Dia bilang fenomena terjadi secara global, dan sementara di Indonesia belum terlihat.

“Fenomena ritel modern di ritel-ritel yang berada di gedung besar itu mulai ditinggalkan. Mungkin hanya di beberapa negara termasuk di Indonesia, fenomena gaya hidup mal itu masih besar. Tapi di negara-negara maju itu sudah mulai ditinggalkan,” katanya.

Menurut Kasan, ritel modern di beberapa negara termasuk di Indonesia masih cukup diminati. Namun, dia bilang, pengusaha ritel modern saat ini mulai mengelola toko secara daring.

“Transformasi di sektor ritel modern ini akan seperti apa ke depan? Apa tetap mengandalkan transaksi secara online, sehingga tokonya ada, dan transaksinya lebih banyak melalui online,” jelasnya.