Bagikan:

JAKARTA - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan Kementerian Perdagangan terus mendorong peningkatan daya saing warung tradisional. Salah satunya melalui kemitraan dengan grosir modern.

Karena itu, Kementerian Perdagangan mengapresiasi dan mendukung langkah Indogrosir yang sudah menjalin kemitraan dengan dengan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yaitu toko atau warung tradisional.

Pria yang akrab disapa Zulhas ini mengatakan kemitraan tersebut tentunya dapat menggerakkan dan memajukan UMKM Indonesia.

“Saat ini Kementerian Perdagangan sedang berupaya mendorong peningkatan daya saing toko atau warung tradisional. Salah satunya melalui kemitraan antara grosir modern dengan toko atau warung tradisional. Untuk itu, Kemendag mengapresiasi upaya yang telah dilakukan Indogrosir,” katanya dalam keterangan, ditulis Minggu, 9 Juli.

Kemitraan yang selama ini dilakukan Indogrosir yaitu melalui penyediaan pasokan barang dagangan kepada toko atau warung tradisional yang menjadi pelanggan Indogrosir (warung member merah).

Selain itu, ada program paket warung start up modern dalam bentuk Toko Mandiri Indogrosir (TMI) yang merupakan contoh kemitraan antara grosir modern dengan toko/warung tradisional.

Zulhas berharap, kemitraan antara Indogrosir dan UMKM dapat terus terjalin dan semakin bertumbuh serta semakin sukses mengembangkan usaha. 

“Kami berharap Indogrosir dapat memperluas cakupan kemitraan kepada warung member merah bukan hanya dalam hal penyediaan pasokan barang, melainkan dalam bentuk pelatihan terkait manajemen ritel yang baik kepada warung UMKM yang menjadi mitranya,” pungkasnya.

Di sisi lain, Zulhas mengatakan melalui kemitraan dengan grosir modern, warung akan mendapatkan banyak keuntungan, antara lain jaminan pasokan barang dengan harga yang kompetitif; pendampingan usaha; dukungan manajemen ritel yang modern; dan digitalisasi pembayaran melalui QRIS.

“Serta penjualan produk-produk digital seperti pulsa, token listrik, dan bayar tagihan,” jelasnya.

Apalagi, kata Zulhas, toko atau warung tradisional sebagai salah satu bentuk UMKM masih menjadi kekuatan ekonomi rakyat paling riil dan sangat berpotensi memberikan dampak yang signifikan bagi kesejahteraan masyarakat dan kemajuan ekonomi nasional.

Berdasarkan data dari Eruromonitor tahun 2021, dari 3,61 juta ritel yang ada di Indonesia, 3,57 juta di antaranya berbentuk toko atau warung tradisional.

Sementara itu, UMKM memiliki kontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebanyak 65,46 juta UMKM Indonesia telah berkontribusi sebesar 60 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). UMKM mampu menyerap 117 juta pekerja atau 97 persen dari total tenaga kerja yang ada.

“Upaya pemberdayaan yang dilakukan Kemendag untuk peningkatan daya saing antara lain dilakukan melalui penyediaan pasokan barang, pendampingan usaha, digitalisasi warung, dan bantuan permodalan melalui kemitraan,” tuturnya.