Bagikan:

JAKARTA - PT Pertamina Gas, bagian dari Subholding Gas PT Pertamina (Persero), mengalirkan gas bumi dari ruas pipa Cirebon-Semarang (Cisem) tahap I ke Kawasan Industri Terpadu Batang, setelah sebelumnya ke Kawasan Ekonomi Khusus Kendal, Jawa Tengah.

Seiring dengan itu, Pertagas berkomitmen terus menjalankan standar operasi yang ada untuk menjaga keandalan penyaluran gas melalui pipa Cisem tahap I.

"Pertamina Gas, selaku operator dalam pengoperasian pipa gas Cisem tahap I, sudah menjalankan standar operasi yang ada untuk terus menjaga keandalan penyaluran gas kepada end user," ujar Direktur Teknik dan Operasi Pertagas Indra P Sembiring dalam keterangan di Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu 7 Agustus.

Pertamina Gas mulai mengalirkan gas pada Jumat (26/7/2024) dari Onshore Receiving Facility (ORF) Tambak Rejo, Semarang, melalui pipa Cisem I ke Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Jawa Tengah.

Pipa Cisem tahap I merupakan jalur pipa transmisi 20 inci yang membentang dari dari Semarang hingga Batang sepanjang kurang lebih 60 km. Pipa Cisem dibangun oleh Kementerian ESDM melalui Ditjen Migas dan dioperasikan Pertamina Gas.

Gas bumi yang mengalir di pipa Cisem tahap I berasal dari Lapangan Gas Jambaran Tiung Biru, yang kemudian dikelola tekanan dan pembagiannya oleh Pertagas sebagai operation and maintenance (O&M) ORF Tambak Rejo, lalu disalurkan menuju konsumen, seperti kawasan-kawasan industri di Jawa Tengah.

Indra mengatakan Pertagas akan terus mendukung dan mengambil peran dalam integrasi pipa transmisi Sumatra-Jawa. Karena jika pipa-pipa tersebut sudah dapat tersambung, maka penyaluran gas bumi akan dapat terkoneksi dari wilayah Jawa Timur ke Jawa Barat.

"Dengan demikian, surplus pasokan gas bumi di Jawa Timur dapat memenuhi defisit kebutuhan gas di Jawa Barat," kata dia.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan dengan memanfaatkan infrastruktur pipa gas Cisem, benefit yang akan didapatkan industri adalah harga gas lebih terjangkau.

"Selain itu akan memenuhi kebutuhan gas dalam negeri untuk industri, pembangkit listrik, komersil dan rumah tangga," kata Arifin saat melakukan kunjungan kerja ke ORF Tambak Rejo Semarang.

Pada kesempatan tersebut, Menteri ESDM juga memastikan kesiapan operasional Pertagas dalam penyaluran gas ke kawasan industri di Jawa Tengah dengan meninjau fasilitas ORF, serta melakukan diskusi.

Secara terpisah, pengamat ekonomi energi dari Universitas Padjajaran Yayan Satyakti mengatakan jika melihat secara spesifik untuk Cisem I dengan panjang jaringan pipa sekitar 60 km, maka idealnya akan mendukung kawasan industri strategis yang ada di kawasan Pantai Utara Jawa (Pantura).

Fungsi dari jaringan gas Cisem I, kata dia, merupakan potensi investasi dan harus diimbangi dengan masterplan pengembangan industri untuk meningkatkan demand dari industri yang memang memerlukan gas, seperti pengembangan industri petrokimia.

"Jadi saya melihat, bahwa infrastruktur ini merupakan langkah awal dari pemerintah untuk membangun jaringan energi, khususnya gas di masa depan. Sebagai modal dasar untuk pengembangan kawasan industri yang lebih efisien, seperti industri petrokimia," kata Yayan.