Bagikan:

JAKARTA - Saat ini, kebutuhan akan insinyur di Indonesia terus meningkat. Namun, hanya sekitar 14% lulusan perguruan tinggi di Indonesia berasal dari bidang keinsinyuran atau hanya mampu menghasilkan 100 ribu insinyur setiap tahunnya. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan ngera-negara Asia lainnya, meskipun Indonesia merupakan negara dengan populasi terbesar keempat di dunia.

Data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi juga mencatat ada sekitar 2.671 insinyur per 1 juta penduduk di Indonesia. Angka ini masih jauh tertinggal apabila dibandingkan dengan Vietnam yang memiliki 9 ribu insinyur per 1 juta penduduk dan Korea Selatan 25 ribu insinyur per 1 juta penduduk. Angka insinyur di Indonesia ini tentu dinilai masih sangat sedikit bahkan jauh dari kata ideal.

PT Tripatra Engineers and Constructors (TRIPATRA) penyedia solusi berbasis rekayasa teknik terkemuka di Indonesia, berkolaborasi dengan Indika Foundation menyelenggarakan program "Engineering for Teenagers" pada Sabtu 20 Juli lalu . Program ini memberikan kesempatan bagi sekitar 70 siswa-siswi SMP/Sederajat se-Jabodetabek untuk mengenal lebih dekat dan menciptakan minat generasi muda terhadap dunia rekayasa dan energi terbarukan.

Ananto Wardono, Green Energy Development TRIPATRA menjelaskan, kekurangan insinyur ini dapat menjadi tantangan bagi pembangunan negeri di berbagai sektor, seperti infrastruktur, energi, manufaktur, dan lainnya.

"Untuk mengatasi masalah ini, kita perlu berinvestasi dalam pendidikan dan pelatihan untuk menciptakan lebih banyak tenaga profesional yang kompeten. Dengan mempersiapkan generasi muda kita untuk berkarier di bidang keinsinyuran, kita tidak hanya memperkuat kemampuan bangsa dalam mengelola sumber daya alam, tetapi juga memastikan kemajuan berkelanjutan yang berdampak positif bagi masyarakat luas," ujar Ananto, dalam keterangan tertulisnya, Selasa 6 Agustus.

Program "Engineering for Teenagers" menghadirkan rangkaian acara yang inovatif untuk membuka minat generasi muda terhadap profesi keinsinyuran dan energi terbarukan, seperti talkshow dan eksperimen. Acara talkshow membahas pengalaman dan pengetahuan tentang berbagai disiplin ilmu teknik, peluang karir di bidang rekayasa, serta peran penting insinyur dalam menciptakan solusi inovatif untuk menghadapi berbagai tantangan di masa depan.

Sementara itu, pada puncak acara, para peserta diajak untuk mengikuti eksperimen sederhana di bidang energi terbarukan, yaitu "Solar Drip Irrigation". Eksperimen ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai industri energi terbarukan sekaligus menumbuhkan kreativitas para peserta.

Kompetensi di bidang rekayasa sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa. Komitmen TRIPATRA adalah untuk berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.

"Dengan meningkatkan mutu pendidikan dan memperkenalkan ilmu rekayasa sejak dini, kami berharap dapat membuka peluang untuk menciptakan insinyur-insinyur muda yang handal di masa depan untuk memenuhi kebutuhan tenaga ahli dalam negeri, khususnya juga untuk mendukung percepatan hilirisasi dan transisi energi. Sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2019, program 'Engineering for Teenagers' telah berhasil menjangkau lebih dari 300 siswa SMP, dari lebih dari 200 sekolah, dan kami berharap jumlah ini akan terus bertambah setiap tahun," tambah Ananto.