Bagikan:

JAKARTA - S&P Global telah merilis Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia untuk Juli 2024, yaitu sebesar 49,3. Angka ini turun dibandingkan Juni 2024 yang berada pada angka 50,7.

Meskipun marginal, posisi ini menunjukkan kontraksi pertama kalinya sejak Agustus 2021 atau setelah 34 bulan berturut-turut terus ekspansi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto pun buka suara. Airlangga menyebut, bahwa PMI tersebut relatif dalam posisi moderat dibandingkan negara-negara lainnya.

"Kemudian untuk PMI, kami tentu lihat dibandingkan beberapa negara juga relatif dalam posisi moderat, walaupun kami terus dorong optimisme ini," ujar Airlangga di kantornya, Senin, 5 Agustus.

Airlangga menilai, bahwa menurunnya PMI itu dikarenakan adanya penurunan permintaan dari beberapa sektor industri. Salah satunya dari industri otomotif.

"Beberapa industri kami over supply. Kami lihat industri otomotif turun 11 persen, kemudian juga ekspornya turun," katanya.

Dengan demikian, Airlangga bilang perlu adanya pengembangan industri otomotif, utamanya terkait ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) atau electrical vehicle (EV) di Tanah Air.

"Tentu kami lihat terkait pengembangan sektor industri EV yang perlu infrastruktur," ucapnya.