Bagikan:

JAKARTA - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mencatat laba pada semester pertama 2024 meroket 3,78 persen menjadi 96,26 juta dolar Amerika Serikat (AS), dibanding periode yang sama tahun 2023 sebesar 92,74 juta dolar AS.

Sepanjang enam bulan pertama 2024, PGE mencatat pendapatan 203,77 juta atau mengalami penurunan sebesar 1,43 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu dari206.73 juta dolar AS.

"Hal ini disebabkan produksi yang melemah akibat meningkatnya hari pemeliharaan terjadwal sepanjang semester pertama 2024," ujar Direktur Utama PGE Julfi Hadi, Selasa, 30 Juli.

Selain itu, EBITDA turun 5,67 persen dibandingkan periode yang sama di 2023 lalu seiring kenaikan beban pokok penjualan (COGS) akibat peningkatan aktivitas pengeboran dan implementasi program Management and Employee Stock Option Program (MESOP).

Perusahaan tahun ini telah mengalokasikan sekitar 247 juta dolar AS untuk belanja modal (capex) pengembangan organik.

Per 30 Juni 2024, realisasi belanja modal mencapai 51,96 juta dolar AS dengan rincian pengembangan bisnis sebesar 28,87 juta dolar AS untuk proyek Lumut Balai unit 1 & 2, proyek Hululais, eksplorasi Kotamabagu, eksplorasi Lahendong unit 7 & 8, serta proyek eksplorasi WK baru dan yang sudah ada, serta pengembangan non-bisnis sebesar 23,09 juta dolar AS untuk belanja modal pemeliharaan di lokasi Kamojang, Lahendong, Ulubelu, Karaha, Sibayak, dan Lumut Balai.

Julfi bilang, PGE berkomitmen menjaga kinerja keuangan, memperluas bisnis dengan mengembangkan potensi sumber daya panas bumi, dan mengoptimalkan wilayah kerja untuk mencapai kapasitas pembangkitan 1 GW dalam dua tahun.

"PGE juga mendukung target net zero emission Indonesia 2060 melalui partisipasi aktif dalam berbagai inisiatif, termasuk perdagangan karbon," pungkas dia.