JAKARTA - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto buka suara terkait kabar yang menyebutkan jika raksasa migas asal Italia, ENI SpA, akan melepas asetnya di Indonesia.
Dwi mengatkan hingga saat ini pihaknya belum menerima informasi dan pemberitahuan secara resmi terkait rencana tersebut. Namun ia menyebut keputusan ENI yang membuka data room adalah hal yang normal.
"Kita belum dapat informasi resmi, tapi itu kan sesuatu yang normal terjadi di hulu migas yang penuh risiko," ujar Dwi yang dikutip Senin, 22 Juli.
Lebih jauh, Dwi mengatakan, sebagai salah satu perusahaan dengan hak partisipasi atau participation interest (PI) yang besar di hulu migas Indonesia, hal tersebut merupakan hal yang wajar sehingga ada kemungkinan ENI mencari partner baru.
"Ketika lapangan lapangan itu PI masih sangat besar, itu biasanya mencari partner, tapi sejauh ini kita belum mendapat informasi," tegas Dwi.
Terkait kemungkinan aset yang dilepas adalah Geng North, Dwi enggan memberikan jawaban.
Asal tahu saja, Geng North merupakan raksasa gas dengan kandungan sebesar 5,3 triliun TCF yang berlokasi di Cekungan Kutai.
BACA JUGA:
Hadir dalam kesempatan yang sama, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suryodipuro mengatakan saat ini ENI tengah membuka data room di beberapa asetnya di Indonesua.
"Data yang dibuka itu secara umum dan mereka masih melihat izin, masih melihat secara keseluruhan. Tapi tadi yang disampaikan kalau pun ini kan share itu normal," pungkas dia.