JAKARTA - Kiwoom Sekuritas merekomendasikan para investor untuk membeli (buy) saham PT Bank Amar Indonesia Tbk (kode saham: AMAR). Di mana, saham tersebut berpotensi kenaikan sebesar 42,8 persen dibandingkan harga saham AMAR pada penutupan pasar di 1 Juli 2024 sebesar Rp210.
Hal itu diungkapkan Kiwoom Sekuritas dalam laporan terbaru yang terbit pada awal Juli 2024. Kiwoom Sekuritas menilai kinerja Amar Bank yang solid dan efisien mencerminkan manajemen risiko yang efektif dan strategi pertumbuhan yang berkelanjutan.
“Ditunjang kinerja AMAR yang solid dan efisiensi operasional yang berhasil, membuat kami yakin Amar Bank siap melangkah dengan arah gerak serta prospek pertumbuhan jangka panjang perusahaan ini, khususnya dalam pembiayaan UMKM,” kata Head of Research PT Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengutip Antara.
Tercatat laba bersih Amar Bank pada kuartal I tahun 2024 meningkat menjadi Rp48,86 miliar, tumbuh 41,9 persen secara tahunan (year-on-year/YoY). Efisiensi operasional juga berhasil menurunkan rasio biaya terhadap pendapatan, terlihat dari rasio BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional) turun menjadi 83,84 persen di kuartal I tahun 2024.
Dalam risetnya, Kiwoom Sekuritas memproyeksikan pendapatan operasional Amar Bank meningkat 26 persen YoY menjadi Rp1.507 miliar pada akhir 2024, dengan laba bersih mencapai Rp199 miliar atau naik 12 persen YoY.
Kiwoom Sekuritas juga menggarisbawahi peran sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam peningkatan signifikan kinerja Amar Bank, baik dari segi penyaluran kredit maupun pendapatan perusahaan.
Pada kuartal I tahun 2024, Amar Bank menyalurkan total kredit mencapai Rp2,75 triliun atau meningkat 14,7 persen YoY, dengan penyaluran kredit ke sektor UMKM mencapai 52 persen atau lebih tinggi dibandingkan target penyaluran kredit pemerintah.
Rasio non-performing loan (NPL) Amar Bank juga berada di posisi paling rendah selama 3 tahun terakhir yakni 0,84 persen di kuartal I 2024, menggambarkan kesuksesan strategi penyaluran kredit secara prudent.
Mengenai pembiayaan UMKM, riset Kiwoom Sekuritas menunjukkan bahwa pinjaman bank kepada UMKM di Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga, hanya mencapai 21 persen.
Sukarno mengatakan, persepsi risiko tinggi dan kurangnya informasi keuangan membuat bank konvensional umumnya ragu memberikan pinjaman kepada UMKM.
Hal itu, kata dia lagi, menjadi ruang potensial bagi bank digital seperti Amar Bank yang sejak awal sudah fokus membangun fundamentalnya untuk mengisi peran ini.
“Riset kami menunjukkan bank digital seperti Amar Bank dapat menjangkau nasabah yang belum terlayani melalui platform digital dan jaringan agen yang luas. Selain itu, proses onboarding yang mudah dan cepat membuat layanan ini lebih menarik bagi UMKM,” kata dia pula.
Selain itu, riset Kiwoom Sekuritas juga menyoroti pemanfaatan data alternatif yang memungkinkan bank digital seperti Amar Bank melakukan penilaian kredit bagi UMKM yang lebih cepat dan akurat.
Dengan menggunakan algoritma machine learning, bank digital juga bisa mempercepat proses pemberian pinjaman dan menawarkan produk kredit yang lebih fleksibel sesuai kebutuhan UMKM.
BACA JUGA:
Menanggapi riset tersebut, SVP Finance Amar Bank David Wirawan menyampaikan pihaknya berkomitmen untuk terus mendukung UMKM di Indonesia dengan menyediakan solusi keuangan inovatif yang mudah dan terpercaya.
Rencana Amar Bank dalam mengembangkan solusi digital UMKM, kata David, mendorong pihaknya untuk terus meningkatkan kemampuan untuk personalisasi layanan yang lebih baik kepada nasabah dengan pengelolaan transaksi keuangan dengan aman.
“Pertumbuhan yang kami capai adalah bukti dari dedikasi kami dalam memberikan layanan terbaik kepada nasabah. Riset Kiwoom Sekuritas ini menunjukkan bahwa Amar Bank telah berada di jalur yang tepat untuk terus bisa mencapai kinerja yang solid,” kata David.