JAKARTA - Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) menandatangani nota kesepahaman (MoU) bersama perusahaan listrik asal Bangladesh, Coal Power Generation Company Bangladesh Limited (CPGCBL) untuk proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
PLTS tersebut berkapasitas 500 megawatt (MW) di daerah Moheshkhali, Bangladesh dan di berbagai area lain yang potensial di Bangladesh.
"Kami menyambut baik kerja sama antara CPGCBL dan Pertamina NRE. CPGCBL adalah perusahaan listrik yang terkemuka di Bangladesh dan Pertamina NRE memiliki kemampuan dan pengalaman dalam mengelola portofolio energi bersih," kata Chief Financial Officer (CFO) Pertamina NRE Nelwin Aldriansyah melalui keterangannya di Jakarta, dikutip dari Antara, Selasa 16 Juli.
MoU tersebut ditandatangani oleh Managing Director CPGCBL Abul Kalam Azad dan Pelaksana Tugas (Plt) CEO Pertamina NRE Fadli Rahman di Dhaka, Bangladesh, Senin 15 Juli. Penandatanganan itu turut disaksikan oleh Nelwin Aldriansyah.
"Saya yakin kemitraan strategis ini menjadi pondasi untuk kerja sama yang tidak hanya akan meningkatkan kemampuan operasional kami, tetapi juga mendorong pertumbuhan, inovasi, kesuksesan bersama serta mendukung keamanan energi nasional Bangladesh," lanjut Nelwin.
Penandatanganan MoU tersebut merupakan tindak lanjut dari MoU government-to-government (G2G) yang ditandatangani antara Indonesia dan Bangladesh pada 2017 serta telah melalui studi kelayakan oleh dua perusahaan energi itu.
MoU tersebut juga mencakup pembangunan fasilitas pendukung dan menjadi dasar pengembangan kerja sama lainnya berdasarkan syarat dan ketentuan yang disepakati bersama.
Kerja sama strategis tersebut menandai langkah menuju pemanfaatan solusi dan pengembangan infrastruktur energi terbarukan di Bangladesh.
Managing Director CPGCBL Abul Kalam Azad mengapresiasi atas kerja sama dengan Pertamina NRE.
"Kami antusias dengan kerja sama ini, Pertamina NRE telah memiliki pengalaman dan portofolio bisnis energi bersih yang cukup mumpuni di Indonesia. Semoga kerja sama ini bisa mendorong pengembangan energi bersih di Bangladesh dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak," ujar Abul.
CPGCBL merupakan perusahaan milik Pemerintah Bangladesh, didirikan sebagai perusahaan publik dengan tujuan bisnis utama untuk menghasilkan listrik.
Perusahaan itu memiliki mandat untuk menjalankan skema pembangunan pembangkit listrik di bawah kebijakan pembangkit listrik sektor swasta Bangladesh, kebijakan kemitraan publik-swasta (PPP) atau kerangka kebijakan pemerintah lainnya.
Penandatanganan MoU antara CPGCBL dan Pertamina NRE merupakan tonggak penting dalam perjalanan menuju masa depan energi berkelanjutan bagi Bangladesh.
Kemitraan itu diharapkan dapat membawa kemajuan yang signifikan di sektor energi terbarukan, yang berkontribusi pada ketahanan energi dan keberlanjutan menuju masa depan yang lebih bersih di negara tersebut.
BACA JUGA:
Sementara, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso mengungkapkan kerja sama dengan CPGCBL merupakan salah satu upaya Pertamina NRE dalam menangkap peluang untuk ekspansi bisnis di luar negeri.
"Kami mendukung ekspansi Pertamina NRE, sejalan dengan kompetensinya dalam pengelolaan energi baru terbarukan. Sebagai subholding, Pertamina NRE juga menunjukkan komitmennya untuk memperbesar bisnisnya secara mandiri," ujar Fadjar.
Saat ini, Pertamina NRE mengoperasikan lebih dari 2,7 gigawatt (GW) portofolio pembangkit listrik yang mencakup gas to power, solar PV, geothermal dan biogas.