Bagikan:

JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN bersiap melakukan pemisahan atau spin off terhadap Unit Usaha Syariah (UUS) atau BTN Syariah.

Dana yang disiapkan untuk proses tersebut sekitar Rp1,5 hingga Rp6 triliun.

Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengungkapkan, spin off BTN Syariah ini masuk ke dalam daftar aksi korporasi perusahaan yang akan dilakukan pada paruh pertama 2025 mendatang.

“Kami juga sedang menyiapkan spin off UUS Rp1,5 sampai Rp6 triliun total capital-nya, supaya dia enggak turun ke BUKU I. Kita harapkan dia tetap di BUKU II,” ujar Nixon dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, 8 Juli.

Nixon menjelaskan, BUKU yang dimaksud adalah kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU), di mana BUKU II mengindikasikan posisi BTN Syariah dijaga pada posisi yang baik.

Kinerja BTN Syariah, lanjutnya, sejauh ini tergolong cukup baik.

Hal tersebut tercermin dari aset yang tumbuh 17,9 persen menjadi Rp55 triliun per Maret 2024. Lalu, pembiayaan tumbuh 20 persen menjadi Rp39 triliun.

Selanjutnya, sambung Nixon, dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh 20,3 persen atau mencapai Rp43 triliun.

Serta, laba bersih yang mencapai Rp164 miliar atau tumbuh 56,1 persen secara tahunan.

“DPK juga tumbuhnya jauh lebih bagus dari induknya (BTN) yaitu 20 persen. Kemudian laba bersihnya baiknya 56 persen,” jelasnya.

Menurut Nixon, transformasi yang dilakukan di tubuh BTN Syariah berhasil mendorong kinerja perusahaan menjadi semakin positif.

Kemudian, BTN Syariah memiliki target konsumen yang jelas dan mampu tumbuh baik.

“Kami sangat senang karena mereka tumbuh organik dengan sangat baik dan memang mensasar segmen perumahan dan pembiayaan consumer juga,” ucapnya.