Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin, 8 Juli 2024 diperkirakan akan bergerak menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Jumat, 5 Juli 2024, Kurs rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,32 persen di level Rp16.278 per dolar AS.

Senada, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup naik 0,18 persen ke level harga Rp16.312 per dolar AS.

Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan Indeks dolar dan indeks dolar berjangka merosot ke posisi terendah tiga minggu dalam perdagangan yang sepi karena libur, sementara meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga juga melemahkan greenback

"Fokus saat ini tertuju pada data utama nonfarm payrolls, yang akan dirilis pada hari Jumat, untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai suku bunga," ujarnya dalam keterangannya, dikutip Senin, 8 Juli.

Menurut Ibrahim alat CME Fedwatch menunjukkan para pedagang memperkirakan kemungkinan lebih dari 66 persen Federal Reserve akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan September.

Namun optimisme terhadap penurunan suku bunga agak teredam oleh sinyal hawkish dari The Fed, dengan risalah pertemuan bank tersebut pada bulan Juni menunjukkan bahwa para pengambil kebijakan masih skeptis terhadap penurunan suku bunga.

Selain itu, data nonfarm payrolls juga akan memberikan isyarat yang lebih pasti mengenai pasar tenaga kerja, yang juga menjadi perdebatan utama bagi The Fed dalam menurunkan suku bunga.

Dari sisi internal, Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia meningkat. Pada akhir Juni 2024, cadangan davisa tercatat sebesar 140,2 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Mei 2024 sebesar 139,0 miliar dolar AS.

Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, di tengah kebutuhan stabilisasi nilai tukar rupiah sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

Sedangkan posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2024 setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

BI menilai, cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Ke depan, BI memandang cadangan devisa tetap memadai sehingga dapat terus mendukung ketahanan sektor eksternal.

Untuk prospek ekspor yang tetap positif serta neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik, mendukung tetap terjaganya ketahanan eksternal.

Ibrahim memperkirakan, rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat pada perdagangan Senin, 8 Juli 2024 dalam rentang harga Rp16.220-Rp16.320 per dolar AS.