Bagikan:

JAKARTA - Direktur Utama (Dirut) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra buka suara terkait mahalnya harga tiket pesawat rute penerbangan domestik yang dikeluhkan masyarakat.

Dia bilang, awalnya memang sempat enggan menurunkan harga tiket pesawat.

“Banyak pejabat yang menyampaikan bahwa harga tiket masih mahal. Kita memang awalnya tetap bertahan. Saya bilang ‘selama bos saya langsung, Pak Menteri (BUMN Erick Thohir), tidak meminta kita turunkan harga, saya enggak mau dengar yang lain’. Tapi ini kan juga suara masyarakat,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu, 3 Juli.

Namun, Irfan mengatakan pada akhirnya Garuda Indonesia merespons keluhan tersebut dengan memberikan potongan harga pada rute-rute tertentu di hari dan jam penerbangan tertentu.

“Jadi memang untuk penebangan domestik, di rute-rute tertentu, di hari tertentu, di jam tertentu, kita memang menurunkan harga tiketnya cukup dalam,” katanya.

Contohnya, sambung Irfan, rute penerbangan yang mendapatkan potongan harga adalah Bali. Kata dia, potongan harga diberikan untuk penerbangan hari Minggu dan Kamis dengan tarif Rp1.300.000 dari tarif normal sebesar Rp1.900.000 untuk satu kali perjalanan.

“Bali itu selalu harga kelas yankee Rp1,9 juta untuk ekonomi. Hari Minggu itu kalau ke Bali bisa Rp1,3 juta sekarang, satu jalan, pulangnya hari Kamis Rp1,3 juta, tapi hari lain itu tetap Rp1,9 juta,” jelasnya.

Tak hanya menyediakan tiket dengan potongan harga, Irfan bilang pihaknya juga menggandeng hotel untuk memberikan diskon bagi penumpang Garuda Indonesia yang datang ke Bali pada hari Minggu dan balik hari Kamis.

Irfan menjelaskan, program kampanye ini dilakukan karena berkaca pada arus mudik Lebaran, di mana ketika terbang ke daerah okupansi penumpangnya penuh, namun ketika kembali ke Jakarta cenderung kosong.

Begitu juga sebaliknya ketika arus balik Lebaran, okupansi penumpang ke Jakarta penuh, namun ketika ke daerah cenderung kosong.

Kondisi tersebut juga dialami untuk rute tujuan Bali.

Dia menyebutkan, mayoritas masyarakat cenderung melakukan perjalanan ke Pulau Dewata di hari Jumat. Sehingga pada hari tertentu penerbangan kosong.

“Semua orang berangkat hari Jumat. Kalau mau murah berangkat Minggu pulang hari Kamis,” jelasnya.