Bagikan:

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengeklaim, tingkat kemiskinan di dalam negeri turun ke level terendah dalam 10 tahun terakhir.

Plt Sekretaris Utama BPS Imam Machdi menyampaikan dalam 10 tahun terakhir, jumlah penduduk miskin turun 3,06 juta orang atau turun 2,22 persen poin.

Dengan perkembangan tersebut, secara rata-rata, jumlah penduduk miskin berkurang sebanyak 300.000 orang setiap tahunnya.

"Rata-rata penduduk miskin turun 300 ribu orang per tahun. Tingkat kemiskinan 9,03 persen merupakan yang terendah dalam 1 dekade terakhir," ungkapnya dalam konferensi pers, Senin, 1 Juli.

Imam menyampaikan, tingkat kemiskinan pada Maret 2024 mencapai 9,03 persen atau sekitar 25,22 juta orang.

“Tingkat kemiskinan Maret 2024 sebesar 9,03 persen merupakan tingkat kemiskinan yang terendah dalam satu dekade ini," ujarnya.

Kata dia, penentuan status miskin penduduk ditentukan oleh garis kemiskinan.

Garis kemiskinan pada Maret 2024 sebesar Rp582.932 atau naik 5,90 persen dibandingkan Maret 2023.

Sementara berdasarkan komponen, pengeluaran makanan masih mendominasi garis kemiskinan dengan porsi 74,44 persen.

Untuk komoditas non-makanan adalah 25,56 persen.

Pada Maret 2024, rata-rata rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 4,78 orang anggota rumah tangga.

Dengan demikian, besarnya Garis Kemiskinan per rumah tangga secara rata-rata adalah sebesar Rp2.78 juta per rumah tangga miskin per bulan.

Jika dilihat perubahannya, kenaikan garis kemiskinan perkotaan dari Maret 2023 ke Maret 2024 yaitu sebesar 5,72 persen atau lebih rendah dari kenaikan garis kemiskinan pedesaan yang sebesar 6,06 persen.

Imam mengatakan, tingkat penurunan kemiskinan yang lebih tinggi terjadi di perdesaan dibandingkan dengan di perkotaan.

Selain itu, tingkat kemiskinan pada Maret 2024 sudah lebih rendah jika dibandingkan dengan kondisi sebelum pandemi COVID-19.

Tingkat kemiskinan di pedesaan sudah lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi.

Sementara di perkotaan masih lebih tinggi dari sebelum pandemi.

Selanjutnya, tingkat penurunan kemiskinan lebih besar terjadi di perdesaan yakni sebesar 0,43 persen poin, jika dibandingkan di perkotaan yang hanya turun 0,20 persen poin.

"Jika dibandingkan, masih terjadi disparitas yang cukup lebar antara perkotaan dan perdesaan. Pada Maret 2024 tingkat kemiskinan di perdesaan mencapai 11,79 persen, sementara di perkotaan 7,09 persen. Penurunan tingkat kemiskinan di perdesaan lebih besar daripada di perkotaan," ucapnya.

Selanjutnya, tingkat kemiskinan pedesaan pada Maret 2024 lebih rendah 0,81 persen poin jika dibandingkan September 2019.

Sedangkan tingkat kemiskinan perkotaan lebih tinggi 0,53 persen poin jika dibandingkan September 2019.