Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menyoroti potensi Indonesia sebagai pemimpin produsen hidrogen dan amonia di tingkat regional.

Diketahui, Indonesia memiliki lima proyek hidrogen amonia yang tersebar di sejumlah wilayah.

"Kelima proyek hidrogen bersih tersebut sedang dikembangkan di Indonesia, memanfaatkan sumber daya energi terbarukan yang signifikan dan kapasitas penyimpanan karbon negara ini untuk memproduksi hidrogen hijau dan biru," ujar Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Jodi Mahardi yang dikutip Kamis, 20 Juni.

Adapun kelima proyek tersebut yakni, pertama, Batam Bintan Green Hydrogen Cluster dengan kapasitas yang direncanakan sebesar 25 – 100 kilo tonnes per annum (KTPA) dan diperkirakan akan beroperasi pada kuartal 1 tahun 2027.

Kedua, Sumatra Clean Hydrogen Cluster dengan kapasitas yang direncanakan sebesar 25 hingga 100 ktpa serta diperkirakan beroperasi pada kuartal 1 2027.

Ketiga, Cilegon Clean Hydrogen Cluster yang diperkirakan akan beroperasi pada kuartal III tahun 2027.

Adapun kapasitas yang direncanakan masih harus dikonfirmasi lebih lanjut.

Keempat, North Sulawesi Green Ammonia Cluster dengan kapasitas yang direncanakan sebesar 500 ktpa serta diperkirakan akan beroperasi pada kuartal 1 tahun 2030.

Terakhir, proyek Sumatra-Java Blue Ammonia Project dengan kapasitas yang direncanakan 730 ktpa.

Jodi mengatakan, dalam upaya mencapai net zero emission, Indonesia dinilai memiliki keunggulan kompetitif dalam produksi hidrogen bersih yang dapat mendatangkan manfaat ekonomi yang signifikan.

"Hidrogen akan memainkan peran penting dalam sistem energi global seiring dengan upaya berbagai negara untuk mendekarbonisasi dan membangun ekosistem hidrogen. Sumber daya gas alam yang melimpah, kapasitas penyimpanan CO2, dan potensi energi terbarukan menempatkan Indonesia sebagai pemimpin regional dalam produksi hidrogen," beber Jodi.

Jodi menambahkan bahwa Indonesia secara geografis dekat dengan negara-negara yang memiliki permintaan tinggi akan hidrogen bersih, seperti Jepang, Korea Selatan, dan Singapura, yang bersama-sama mewakili pasar hidrogen hampir 4 juta ton per tahun.

Indonesia memiliki cadangan gas terbesar kedua di Asia Pasifik dan potensi penyimpanan CO2 terbesar ketiga di kawasan tersebut untuk hidrogen biru.

Sementara itu, untuk hidrogen hijau, Indonesia memiliki potensi panas bumi terbesar kedua di dunia dan potensi kapasitas tenaga surya lebih dari 200 GW.

"Sektor hidrogen menghadirkan peluang baru bagi Indonesia untuk memanfaatkan sumber daya energinya yang melimpah guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi," jelas Jodi.

Seiring dengan upaya negara-negara untuk mencapai target net zero emission, permintaan hidrogen global diperkirakan akan meningkat lebih dari empat kali lipat antara tahun 2020 dan 2050.

Pada tahun 2023, terdapat 1.418 proyek hidrogen bersih yang diumumkan secara global, dengan nilai investasi mencapai 570 miliar dolar AS di seluruh rantai nilai hidrogen.