Bagikan:

JAKARTA – PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) memastikan pasokan energi primer untuk pembangkit dalam kondisi aman menghadapi momen Hari Raya Iduladha 1445 H. PLN EPI meyakini pasokan listrik untuk masyarakat aman dengan terpenuhinya stok batu bara, gas, dan bahan bakar minyak (BBM).

Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara memastikan PLN EPI siap menjaga pasokan energi primer tetap andal agar masyarakat dapat menikmati perayaan Iduladha dengan nyaman.

“Pada momen Hari Raya Iduladha, kami pastikan listrik aman, sehingga masyarakat tidak terganggu pada saat merayakan ibadah. Kami ingin masyarakat Indonesia merasa nyaman dan tenteram dalam menjalankan ibadah dan berkumpul dengan keluarga," ujar Iwan yang dikutip Sabtu 15 Juni.

Iwan menyampaikan, PLN EPI memperkuat rantai pasok dan memastikan kebutuhan energi primer seluruh unit pembangkit tercukupi. Saat ini kondisi stok batu bara secara umum dalam kondisi sangat aman.

“Saat ini Hari Operasi Produksi (HOP) batu bara berada dalam posisi sangat baik, rata-rata berada di 25-28 HOP, untuk BBM 7-16 HOP, dan untuk pasokan Gas dan LNG terpenuhi sesuai jadwal pengiriman energi primer," ungkap Iwan.

Iwan merinci, per 13 Juni 2024 stok rata-rata batu bara PLTU PLN di Jawa, Madura dan Bali sebesar 25 HOP, Kondisi stok rata-rata batu bara PLTU PLN di Sumatera – Kalimantan (Sumkal) sebesar 20,8 HOP.

Sedangkan stok rata-rata batu bara PLTU PLN di Sulawesi – Maluku – Papua – Nusa Tenggara (Sulmapana) sebesar 27,8 HOP.

“PLN EPI akan terus siaga dalam memastikan pasokan energi primer yang andal bagi pembangkit milik PLN Grup," ujarnya.

Selain itu Iwan memastikan PLN EPI akan terus melakukan koordinasi dengan Sub Holding PLN Indonesia Power dan PLN Nusantara Power agar pasokan energi primer untuk kebutuhan operasional pembangkit tetap terjaga dan tidak ada gangguan dalam mendukung masyarakat dalam merayakan Hari Raya Iduladha.

Iwan juga menyampaikan, PLN EPI mendukung Pemerintah untuk mengurangi emisi karbon menuju Net Zero Emission (NZE) 2060 dengan terus melakukan pengembangan rantai pasok biomassa.

“Biomassa adalah salah satu bentuk Energi Baru Terbarukan (EBT) yang dapat mengurangi emisi karbon, memiliki harga yang jauh lebih murah dan ekonomis dan memberikan multiplier effect bagi perekonomian masyarakat dan daerah," tutup Iwan.