Bagikan:

JAKARTA - Pada akhir bulan April 2024, Bank Indonesia (BI) tercatat menaikkan suku bunga acuan, dari yang awalnya 6 persen menjadi 6,25 persen. Bank Indonesia bermaksud menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah kondisi pasar keuangan global yang tidak menentu.

Selain itu, ekspektasi dari bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat semakin mengecil. Terbukti, The Fed dan BI kembali menahan suku bunga di Mei 2024, menguatkan sentimen higher for longer, di mana suku bunga akan terus berada di puncak untuk jangka waktu lebih lama.

Dalam kondisi seperti ini, Surat Berharga Negara (SBN) dengan tipe imbal hasil (kupon) floating with floor (mengambang dengan tingkat minimum) dianggap sebagai opsi investasi yang menguntungkan. Karena ketika suku bunga BI naik, imbal hasil SBN dengan tipe ini akan ikut naik. Sementara, ketika suku bunga BI turun, imbal hasilnya tidak turun di bawah imbal hasil minimalnya.

Sebagai contoh, ST009 merupakan SBN dengan tipe kupon floating with floor yang ditawarkan pada 11-30 November 2022 silam. Pada masa penawaran tersebut, imbal hasil awalnya adalah sebesar 6,15 persen per tahun. Seiring dengan kenaikan suku bunga BI, imbal hasil ST009 untuk periode 11 Mei-10 Agustus 2024 naik menjadi 7,55 persen per tahun.

Bahkan, SBR011 yang terbit di 25 Mei-16 Juni 2022 dan baru saja jatuh tempo di 10 Juni 2024, imbal hasil minimal awalnya ketika diterbitkan adalah 5,5 persen per tahun. Kemudian, seiring dengan kenaikan suku bunga BI, imbal hasil terakhir sebelum jatuh tempo sudah naik menjadi 8 persen per tahun.

Kabar baiknya, di tanggal 10 Juni-4 Juli 2024, Kementerian Keuangan RI menerbitkan SBN seri SBR013 dengan tipe imbal hasil (kupon) floating with floor. SBR013 diterbitkan dalam dua tipe produk, yakni SBR013-T2 dan SBR013-T4. Tenor untuk SBR013-T2 adalah dua tahun dengan imbal hasil 6,45 persen per tahun. Sementara itu, SBR013-T4 memiliki tenor empat tahun dengan imbal hasil 6,60 persen per tahun.

Imbal hasil tersebut juga lebih tinggi dari deposito dengan pajak lebih rendah. Pajak SBN hanya 10 persen, berbeda dari pajak deposito yang mencapai 20 persen.

Head of Marketing Bibit.id, Angie Anandita Tjhatra, menyampaikan bahwa SBR013 merupakan alternatif investasi yang 100 persen dijamin oleh negara serta menguntungkan untuk investor jangka pendek dan menengah. Imbal hasil kedua seri SBN ini akan ikut naik apabila suku bunga acuan BI naik. Apabila suku bunga acuan BI turun, batas minimal imbal hasil minimalnya tetap 6,45 persen per tahun untuk SBR013-T2 dan 6,60 persen per tahun untuk SBR013-T4, tidak kurang dari itu.

"Ada tiga alasan mengapa SBR013 akan disambut antusias oleh investor ritel di Indonesia. Pertama, SBR013 merupakan instrumen investasi yang 100 persen dijamin oleh negara. Kedua, SBR013 menawarkan kupon floating with floor dan memiliki tenor dua tahun dan empat tahun. Ini cocok untuk masyarakat dengan tujuan keuangan yang berbeda-beda. Terakhir, Bibit menawarkan promo spesial cashback sampai maksimal Rp30 juta untuk investor SBR013," kata Angie, dalam keterangannya, Selasa 11 Juni.

Masyarakat bisa berinvestasi SBR013 di Bibit dengan minimal pembelian Rp1 juta dan kelipatan 1 juta serta maksimal pembelian Rp5 miliar untuk SBR013-T2 dan Rp10 miliar untuk SBR013-T4. Selain imbal hasilnya yang menguntungkan, investor SBR013 dengan nilai investasi minimal Rp2 juta juga dapat mencairkan investasinya maksimal sebesar 50 persen sebelum jatuh tempo pada periode Early Redemption. Untuk SBR013-T2 dapat dicairkan sebesar maksimal 50% setelah satu tahun, sedangkan SBR013-T4 dapat dicairkan sebesar maksimal 50 persen setelah dua tahun berinvestasi.

Investor dapat berinvestasi SBN di Bibit selama 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, termasuk hari libur. Caranya juga sangat mudah. Investor cukup mengklik icon atau banner “Surat Berharga Negara (SBN)” di homepage aplikasi maupun website Bibit. Dalam hal ini, Bibit bermitra dengan Stockbit Sekuritas untuk mengelola pencatatan dan penyimpanan Rekening Dana Investor SBN milik investor.

Nantinya, setelah investor melakukan pembayaran untuk transaksi SBN, investor akan menerima bukti transaksi berupa Bukti Penerimaan Negara (BPN). Di dalam BPN, terdapat Nomor Tanda Penerimaan Negara (NTPN) yang diterbitkan langsung oleh negara serta menjadi bukti kepemilikan SBN yang dibeli.

Sebagai Mitra Distribusi (midis) penjualan SBN yang secara resmi ditunjuk oleh Kementerian Keuangan RI di tahun 2022 silam, Bibit secara konsisten menjadi midis kategori fintech yang mencatatkan penjualan terbesar untuk berbagai seri SBN. Lewat berbagai upaya edukasi dan promosi yang dilakukan, Bibit juga diganjar empat penghargaan bergengsi dari Kementerian Keuangan RI.

Keempat penghargaan tersebut meliputi Midis Surat Utang Negara (SUN) Ritel Terbaik Tahun 2022, Midis Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Ritel Terbaik Tahun 2022 dan 2023 Kategori Fintech serta Midis SUN Ritel Terbaik Kategori Fintech dan Penyelenggara Perdagangan Melalui Sistem Elektronik Tahun 2023.