Bagikan:

JAKARTA - Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menyebut, industri semen di Tanah Air tengah mengalami over supply. Hal ini seiring dengan terus tumbuhnya kapasitas produksi yang mencapai 119,9 juta ton dan utilisasi produksi sebesar 55 persen.

"Kapasitas kami ini 119,9 juta ton. Jumlah penyerapan hanya 55 persen. Jadi, betul-betul over kapasitas kami," ujar Ketua ASI Lilik Unggul Raharjo saat ditemui di Hotel Shangri-La, Jakarta, Senin, 3 Juni.

"Jadi, banyak pabrik yang terpaksa idle (menggangur) atau tidak sepenuhnya jalan dalam setahun. Jalan berapa lama doang," sambungnya.

Lilik pun khawatir apabila ada penambahan pabrik semen baru lagi di Indonesia, nantinya bisa berpengaruh terhadap utilitas semen di pasar.

"Makanya kami kalau over supply itu, ada pabrik semen baru lagi, ya, utilitasnya semakin redah. Kalau utilitasnya semakin redah, biayanya semakin tinggi, kan," ucapnya.

Dia tak menampik bahwa konsumsi semen masyarakat RI masih sangat rendah per tahunnya. Dengan demikian, penyerapan untuk semen pun masih jauh dari angka yang diharapkan.

"Ya, ini karena konsumsi semen per kapita kami masih rendah, yaitu 0,23 juta per juta penduduk. Jadi, kalau penduduknya sekitar 270 (juta), makanya hanya 0,23," tuturnya.

Lebih lanjut, Lilik berharap agar ekonomi RI tetap tumbuh ke depannya. Sehingga, pembangunan terus berjalan dan penyerapan semen di Tanah Air dapat meningkat.

"Kami berharap memang ekonomi terus tumbuh, GDP tumbuh. Sehingga, pembangunan berjalan, ekonomi berjalan, dan konsumsi semennya akan naik," ungkap dia.

Adapun pada 2024 ini, ASI menargetkan adanya pertumbuhan utilisasi semen di Tanah Air sekitar 3 persen. "Kami harapkan di 2024 ada pertumbuhan 2-3 persen. Harapannya, (utilisasi) tahun ini bisa sampai 57 persen," pungkasnya.