Bagikan:

JAKARTA - Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan PRasodjo mengungkapkan akan ada empat proyek energi hijau yang akan mulai dioperasikan pada tahun 2025.

Dikatakan Darmo, sapaan akrab Darmawan, jenis energi hijau tersebut berasal dari energi surya dan energi bayu atau angin.

“Sebagai kelanjutan pemenuhan komitmen PLN dalam meningkatkan bauran EBT di Indonesia, ke depan akan semakin banyak proyek pembangkit EBT PLN yang akan segera beroperasi,” ujar Darmo yang dikutip Jumat 31 Mei.

Ia merinci, proyek tersebut adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Saguling dengan kapasitas sebesar 60 megawatt (MW), PLTS Terapung Karangkates dengan kapasitas 100 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Timor dengan kapasitas 22 MW dan PLTB Tanah Laut dengan kapasitas 70 MW.

Tak hanya empat proyek tersebut, proyek EBT lain yang direncanakan PLN antara lain PLTS Terapung Singkarak dengan kapasitas 50 MW yang akan beroperasi pada 2026, serta PLTB Sulbagsel dengan kapasitas masing-masing 60MW dan 70 MW yang dipastikan akan beroperasi pada 2027.

Dia juga memaparkan jika pihaknya saat ini telah mengimplementasikan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Hijau 2021–2030 dengan porsi EBT sebesar 20,9 gigawatt (GW) hingga tahun 2030.

Adapun rincian dari 20,9 GW energi baru terbarukan tersebut, yakni sebesar 10,4 GW dipasok oleh pembangkit hidro, sementara 5,0 GW dari pembangkit surya dan bayu, dari pembangkit biomassa sebesar 0,6 GW, pembangkit geothermal atau energi panas bumi sebesar 3,4 GW dan lainnya sebesar 1,5 GW.

“Sampai dengan April 2024, PLN dengan upaya terbaiknya sudah memproses 17,5 GW pembangkit berbasis pada energi terbarukan,” imbuh Darmo.

Ia juga merinci sebesar 5 GW dalam proses pendanaan; sementara 7,8 GW dalam proses pengadaan, kemudian 3,46 GW dalam proses konstruksi dan sebesar 1,1 GW sudah mulai beroperasi. Adapun 3,6 GW lainnya masih dalam tahap perencanaan.