JAKARTA - Kementerian Keuangan mencatat, realisasi belanja negara mencapai Rp849,2 triliun hingga akhir April 2024. Realisasi ini mencapai 25,5 persen dari pagu, dan tumbuh 10,9 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan realisasi belanja negara terdiri dari belanja pemerintah pusat (BPP) sebesar Rp591,7 triliun hingga akhir April 2024. Realisasi ini mencapai 24,0 persen dari pagu, dan tumbuh 13,2 persen dari periode yang sama tahun lalu.
"Realisasi belanja pemerintah pusat (BPP) mencapai Rp591,7 triliun, ini kalo liat growth nya cukup tinggi double digit di 13,2 persen, yang agak bisa dibandingkan pada saat 2020 ke 2021, pada 2020 waktu itu covid pertama kali terjadi semuanya ambles, kemudian kita recovery di 2021 kita tumbuh di 28,1 persen nah sekarang di 13,2 persen, kalo sekarang penyebabnya adalah belanja untuk pelaksanaan pemilu pada bulan Februari dan beberapa yang kita lihat belanja K/L," jelasnya dalam Konferensi Pers APBN Kita, Senin, 27 Mei.
Selanjutnya, realisasi BPP terdiri dari belanja Kementerian/Lembaga (K/L) yang realisasinya mencapai Rp304,2 triliun atau tumbuh 15,28 persen dibandingkan dari periode sama tahun lalu, dan mencapai 27,9 persen dari pagu anggaran.
Sri Mulyani menyampaikan penyaluran belanja K/L dipengaruhi pembayaran JKN/KIS, penyaluran berbagai bantuan program sosial, pembangunan infrastruktur dan dukungan pelaksanaan Pemilu.
Sementara, realisasi belanja non K/L sebesar Rp287,6 triliun atau 20,9 persen dari pagu anggaran. Realisasi ini tumbuh 7,85 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu.
Sri Mulyani menyampaikan belanja ini antara lain dipengaruhi oleh realisasi subsidi energi dan pembayaran manfaat pensiunan.
Selanjutnya, realisasi belanja negara juga untuk penyaluran transfer ke daerah (TKD) yang realisasinya mencapai Rp257,5 triliun atau tumbuh 5,96 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Realisasi ini mencapai 30,37 persen dari pagu anggaran.
BACA JUGA:
Selain itu, Sri Mulyani menjelaskan hingga akhir April 2024 pendapatan negara mencapai Rp924,9 triliun. Realisasi ini sebesar 33,0 persen dari target APBN 2024.
Adapun, realisasi penerimaan negara ini juga turun 7,6 persen dari periode sama tahun lalu, atau year on year (yoy).
"Kalau dilihat dari tingkat pendapatan negara yang kita kumpulkan terjadi penurunan dibanding tahun lalu, teman-teman rasakan masih ingat memang kita mendapatkan windfall dari banyak komoditas yang meningkat," jelasnya.
Oleh sebab itu, Sri Mulyani mengatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 masih mencetak surplus sebesar Rp75,7 triliun hingga akhir April 2024 atau setara 0,33 persen dari produk domestik bruto (PDB).
"APBN kita mengalami surplus Rp75,7 triliun hingga akhir April 2024, ini setara dengan 0,33 persen dari estimasi PDB tahun ini,” ucapnya.