Bagikan:

DEN HAAG - Belanda menjadi salah satu negara di Eropa yang rajin melakukan investasi di Indonesia. Saat ini, Pemerintah Belanda tengah fokus membidik investasi terkait dengan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.

Minister Counsellor Embassy of The Republic of Indonesia Royhan Nevy Wahab mengatakan bahwa pada tahun 2023 lalu, investasi Belanda di Indonesia tercatat mencapai 1,23 miliar dolar AS atau setara dengan Rp21,3 triliun.

“Investasi Belanda ke Indonesia itu tahun 2023 sekitar 1,228 miliar dolar AS, itu tersebar di lebih dari 2.500 proyek,” tuturnya saat ditemui di KBRI Den Haag, Belanda, Senin, 20 Mei.

Saat ini, sambung Royhan, Pemerintah Belanda menaruh perhatian besar di sektor energi terbarukan. Karena itu, kata dia, semua investasi yang ditawarkan Belanda ke Indonesia terkait dengan prioritas pemerintah Belanda.

“Semua sektor investasi yang ditawarkan Belanda ke Indonesia itu semuanya saat ini terkait dengan prioritas pemerintah Belanda, dimana itu di energi terbarukan,” jelasnya.

Royhan menjelaskan sebetulnya Indonesia sudah punya kerja sama energi dengan Belanda. Seperti di bidang kerja sama hydro, surya panel, tenaga arus laut, dan juga biomassa.

“Setelah G20, kita juga dapat komitmen dari JETP (Just Energy Transition Partnership) termasuk Belanda untuk membantu kita untuk pengembangan investasi di bidang energi terbarukan. Belanda itu sangat ingin Indonesia itu juga bisa memberikan kesempatan kepada Belanda untuk berkontribusi terhadap JETP-nya,” jelasnya.

Selain itu, Royhan mengatakan Belanda juga saat ini sedang menawarkan kepada Pemerintah Indonesia kerja sama keuangan senilai 300 juta Euro atau setara dengan Rp52,06 triliun (asumsi kurs Rp17.355 per Euro).

“Sepertiga nilai itu sekitar 105 juta Euro diharapkan menjadi hibah untuk proyek-proyek yang sifatnya non-bankable, kemudian 195 juta Euro itu bersifat investment loan untuk perusahaan Belanda yang tertarik investasi di Indonesia,” tuturnya.

Royhan menjelaskan tidak semua investor itu punya teknologi dan funding, tapi ada investor yang hanya punya teknologi. Sedangkan, untuk funding harus didapatkan dari tempat-tempat lainnya.

“Termasuk salah satunya dari kerja sama keuangan yang ditawarkan Pemerintah Belanda,” ucapnya.