Bagikan:

JAKARTA - Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari Dewi menyambut ajakan kerja sama program Merdeka Belajar yang memuat konten terkait literasi keuangan.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam kegiatan Training of Trainers bagi guru dengan tema "Guru Cerdas Keuangan, Wujudkan Masa Depan Sejahtera” di Gedung Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Jakarta, Senin 20 Mei.

“Saya menyambut baik tadi yang ditawarkan Bapak (Direktur Guru Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan, Kepedayaan, Riset, dan Teknologi Rachmadi Widdiharto) untuk lebih lanjut kita punya program kerja sama untuk program Merdeka Belajar. Kami sudah punya semua materinya, dari mulai Pak PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama), SMA (Sekolah Menengah Atas),” katanya, dikutip dari Antara.

Semua materi tersebut dapat diakses dan diunduh secara gratis melalui Learning Management System Edukasi Keuangan (LMSKU) OJK yang menjadi portal pembelajaran dan pelatihan bagi pihak internal, eksternal, serta para pemangku kepentingan OJK. Setelah memperoleh pembelajaran dari LMSKU OJK, setiap peserta juga akan diberikan sertifikat.

“Kalau di negara-negara lain itu pendidikan (tentang literasi keuangan) sudah masuk kepada kurikulum formal. Kita berharap semoga nanti kita bisa masuk ke kurikulum formal karena ini merupakan satu essential life skill yang harus dimiliki oleh seluruh anak Indonesia menuju Indonesia Emas. Rasanya pendidikan keuangan, literasi keuangan, merupakan satu passion and skill yang harus kita miliki, kita ajarkan, dan juga untuk Ibu Bapak guru semua,” ungkap Friderica.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Guru Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Rachmadi Widdiharto menawarkan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang menjadi salah satu episode Merdeka Belajar memasukkan konten terkait literasi keuangan.

Dia mengatakan bahwa pemahaman tentang literasi finansial sangat dimungkinkan untuk bisa diintegrasikan dalam proyek tersebut, yakni bagaimana anak-anak bisa mempraktikkan hidup hemat, membangun kebiasaan menabung, terlibat dalam koperasi siswa, hingga membangun budaya jujur.

“Bapak Ibu bisa mengoptimalkan penyiapan putra-putri kita, tidak hanya pada takaran substansi kompetensi saja, tetapi juga bagaimana membangun karakter anak, hidup hemat, bagaimana mereka bergotong-royong berkolaborasi dengan rekan-rekan yang lain, untuk bisa menyiapkan dengan generasi masa depan kita, sehingga sangat sesuai dengan spirit kita, yaitu hari pendidikan nasional untuk bangkit untuk Indonesia Emas,” ujar Rachmadi.