Bagikan:

JAKARTA - Barito Renewables Energy (BREN), emiten milik Pengusaha Prajogo Pangestu mengumumkan membidik peningkatan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu atau angin (PLTB).

Asal tahu saja, BREN mengelola PLTP dengan kapasitas 886 MW dari aset kelolaannya seperti PLTP Wayang Windu yang berkapasitas 230,5 MW, PLTP Salak berkapasitas 381 MW, serta PLTP Darajat sebesar 274,5 MW.

Presiden Direktur Barito Renewables Energy Hendra Soetjipto Tan mengatakan saat ini pihaknya membidik penambahan 116 MW kapasitas pada aset yang telah beroperasi. Dengan demikian, kapasitas PLTP yang dioperasikan BREN ke depan mencapai 902 MW.

"Ini menunjukkan potensi maksimum kapasitas geothermal yang kami usahakan. Pertama, dengan menambah kapasitas pada aset kami yang sudah beroperasi sebesar 116 MW," ujar Hendra dalam Public Expose Insidentil yang dikutip Selasa 14 Mei.

Dikatakan Hendra, selain menambah kapasitas PLTP, pihaknya juga tengah melakukan eksplorasi di Sekincau Selatan dan Hamiding sebagai komitmen mengembangkan aset-aset greenfield. Asal tahu saja, kedua wilayah tersebut diketahui masing-masing memiliki potensi panas bumi sebesar 500 MW.

"Kemudian pengembangan area baru di Sekincau Selatan dan Maluku Utara, potensi total kapasitas geothermal yang bisa kami kelola ke depan adalah lebih kurang 2.000 MW," beber dia.

Sedangkan untuk tenaga angin, saat ini BREN memiliki 100 persen saham di PLTB Sidrap 1 yang sudah beroperasi dengan kapasitas 78 MW. Selain itu, Hendra menjelaskan perusahaan juga punya separuh saham di PLTB Sidrap 2, Sukabumi, serta Lombok.

Ketiga PLTB yang masih dalam tahap eksplorasi itu punya total potensi kapasitas sebesar 318 MW, terdiri dari PLTB Sidrap 2 69 MW, PLTB Sukabumi 150 MW, serta PLTB Lombok 99 MW.

Ke depannya, lanjut dia, pihaknya akan mengembangkan PLTB di Sukabumi, Lombok dan Sidrap 2 sehingga BREN akan mengelola PLTB dengan potensi sebesar 396 MW.

Dikatakan Hendra, rencana penambahan kapasitas dan pengembangan aset greenfield sendiri merupakan bagian dari strategi pertumbuhan perusahaan.

Di luar itu, perusahaan juga berkomitmen mengoperasikan pembangkit listrik secara efisien pada kapasitas yang optimal.

Strategi lainnya, sambung Hendra Soetjipto, ialah memanfaatkan kredensial hijau lewat penjualan kredit karbon serta Renewable Energy Certificate (REC), serta mengakuisisi proyek-proyek energi terbarukan.

"Strategi kelima adalah memperluas operasi panas bumi atau mengakuisisi proyek energi terbarukan lainnya baik di Indonesia maupun luar negeri," pungkas Hendra.