Bagikan:

JAKARTA - Pertamina Hulu Rokan (PHR) telah memproduksi sebanyak 1.445 barel minyak per hari/barel oil per day (BOPD) bersumber dari hasil proses produksi sumur pertama dan kedua selama April 2024.

"Produksi migas selama April 2024 itu bersumber dari sumur pertama pada 25 April 2024 dengan produksi minyak sebanyak 802 BOPD, dan sumur kedua beberapa hari kemudian sebanyak 1.445 BOPD," kata Executive Vice President (EVP) Upstream Business Edwil Suzandi dalam rilisnya diterima di Pekanbaru, Riau, dikutip dari Antara, Kamis 9 Mei.

Edwil mengatakan berkat kolaborasi dan sinergi antara berbagai fungsi, PHR berhasil mengalirkan minyak dari sumur-sumur baru Kopar untuk mengisi fasilitas stasiun pengumpul atau gathering station (GS) Petani yang selanjutnya dikirim ke Terminal Dumai.

Ia menyebutkan, untuk proses pekerjaan dan produksi di Lapangan Kopar ini berjalan dengan aman dan selamat. PHR berhasil menambah produksi minyak dari Lapangan Tua Blok Rokan.

"PHR memaksimalkan lapangan minyak yang sudah menua bahkan sempat tidak produktif di Wilayah Kerja (WK) Rokan agar kembali dan terus berproduksi," katanya pula.

Dia menjelaskan lapangan minyak yang menua dan berumur setengah abad di WK Rokan ternyata tetap memiliki potensi untuk pengembangan produksi, di antaranya adalah Lapangan Kopar yang ditemukan pada tahun 1974 dengan kategori small field discovery dan lokasinya ada di bagian tengah WK Rokan.

Lapangan Kopar itu, katanya lagi, kini masih produktif sebagai lapangan produksi tahap primer di area Sumatra Light Oil (SLO) yang berada di wilayah kerja zona 2 dan zona 3 PHR. Hampir 9 tahun dalam dihentikan tanpa pemboran dan pada akhir tahun 2023 dapat ditajak sejumlah pemboran sumur Kopar baru. Hasil proses produksi awal memberikan kontribusi cukup signifikan untuk PHR.

"Proses awal pemboran sumur Kopar ini sempat terdampak banjir akibat tingginya curah hujan yang terjadi di awal tahun 2024 yang mengakibatkan meluapnya sungai Rokan dan rawa di daerah lokasi pemboran, termasuk akses jalan ke lokasi tersebut. Akibat kondisi tersebut harus dilakukan penghentian sementara kegiatan operasional termasuk mengevakuasi tim kerja berikut peralatan pemboran," katanya pula.

Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut Rikky Rahmat Firdaus menyampaikan apresiasi telah diaktifkan kembali sumur tua di Lapangan Kopar.

Sebagai wilayah kerja penghasil produksi dan lifting minyak terbesar di Indonesia, Rikky berharap sumber daya sumur tua yang berpotensi produktif dapat terus direaktivasi (aktifkan kembali).

"Sejak alih kelola dari PT CPI ke PT PHR pada 9 Agustus 2021, produksi rata-rata WK Rokan telah mencapai 161 ribu barel minyak per hari (BOPD), meningkat dari sebelumnya yang berada di angka 158 ribu BOPD," demikian Rikky.