BI Arahkan Kebijakan Sistem Pembayaran dengan Perkuat Literasi Digital
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. (Foto: Dok. ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengarahkan kebijakan sistem pembayaran melalui penguatan literasi digital serta manajemen risiko bagi penyelenggara dan masyarakat.

“Termasuk berbagai inovasi yang mendukung inisiatif tersebut guna memperkuat stabilitias sistem pembayaran dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” kata Perry dikutip dari ANTARA, Jumat, 3 Mei.

Di samping itu, digitalisasi sistem pembayaran dan perluasan ekosistem ekonomi keuangan digital (EKD) juga terus didorong melalui penggunaan QRIS antarnegara.

Sebagai informasi, pada kuartal I-2024 nominal transaksi QRIS tumbuh 175,44 persen secara year on year (yoy), dengan jumlah pengguna mencapai 48,12 juta dan jumlah merchant 31,61 juta hingga saat ini.

Penggunaan QRIS di negara lain juga mampu memperluas penggunaan Local Currency Transaction (LCT).

“BI memperkuat dan memperluas kerja sama internasional dengan bank sentral dan otoritas negara mitra, khususnya di area kebanksentralan termasuk mempercepat konektivitas pembayaran dan LCT,” ujar Perry.

Salah satu BI dalam mendorong digitalisasi sistem keuangan yakni melalui penyelenggaraan kompetisi Hackathon 2024.

Kompetisi ini menampung ide-ide inovatif dengan pemanfaatan teknologi terkini berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan machine learning untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan digital nasional.

Hackathon BI 2024 merupakan acara kolaborasi yang sangat erat antara Bank Indonesia dan para industri dan masyarakat, dan pertama kali diselenggarakan oleh BI.

Perry menjelaskan, kompetisi Hackathon BI 2024 mampu menjadi wadah inovasi bagi talenta terbaik Indonesia dalam memecahkan masalah melalui solusi berbasis teknologi dan sebagai wadah eksploratif ide-ide inovatif bersinergi dengan pelaku industri, civitas akademika dan pemangku kepentingan terkait.

Hackathon BI 2024 bertujuan menciptakan ekosistem di mana ide-ide baru bisa tumbuh dan berkembang, di mana kerja sama tim menjadi kunci utama, dan di mana kreativitas serta inovasi dihargai di atas segalanya.

Kompetisi tersebut mengusung tema Artificial Intelligence & Machine Learning for Digital Economy and Finance in Indonesia.

Pemilihan tema itu untuk merespons dinamika digitalisasi yang semakin masif dan menempatkan teknologi terkini berbasis artificial intelligence atau machine learning (AI/ML) sebagai salah satu terobosan inovatif dalam memecahkan permasalahan pada lanskap ekonomi dan keuangan digital.