Jumlah Penumpang Pesawat Domestik Turun Dipengaruhi Ramadan
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti. (Foto: Aris Nurjani/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, menurunnya jumlah penumpang angkutan udara domestik pada Maret 2024 sebesar 3,51 persen dibandingkan Februari 2024 dipengaruhi oleh situasi Ramadan.

“Penurunan jumlah keberangkatan penumpang yang menggunakan angkutan udara domestik disebabkan turunnya sisi permintaan di awal bulan Ramadan yang jatuh di bulan tersebut,” ujar Amalia dikutip dari ANTARA, Kamis, 2 Mei.

Jumlah penumpang angkutan udara domestik pada Maret 2024 sebanyak 4,5 juta orang, sedangkan pada Februari 2024, jumlah penumpang mencapai 4,7 juta orang.

Selama Januari–Maret 2024, jumlah penumpang angkutan udara domestik sebanyak 14,1 juta orang atau turun 0,95 persen dibanding kondisi pada periode yang sama pada 2023, yakni sebanyak 14,2 juta orang.

Berbeda dengan jumlah penumpang, jumlah barang yang diangkut menggunakan angkutan udara domestik mengalami peningkatan sebesar 11,24 persen, yakni dari 51,6 ribu ton pada Februari 2024, menjadi 57,4 ribu ton pada Maret 2024.

“Pada Maret 2024 terjadi peningkatan jumlah angkutan barang secara bulanan untuk seluruh moda angkutan,” kata Amalia.

Ia menjelaskan, aktivitas pengiriman barang logistik meningkat ketika memasuki Ramadan dan persiapan Lebaran.

Terkait jumlah penumpang angkutan laut dalam negeri, BPS mencatat terjadi peningkatan sebesar 1,26 persen, dari 1,505 juta orang pada Februari 2024 menjadi 1,524 juta orang pada Maret 2024.

Peningkatan juga terjadi pada jumlah penumpang kereta api, yakni dari 31,9 juta orang pada Februari 2024, menjadi 32,775 juta orang pada Maret 2024.

Dengan demikian, terjadi peningkatan sebesar 2,71 persen.

“Aktivitas pengiriman barang logistik melalui kapal laut mengalami peningkatan, terutama terjadi untuk pengangkutan komoditas besi beton, general cargo, bawang, dan semen. Adapun untuk angkutan (barang) kereta api menurun sebesar 0,23 persen,” pungkas Amalia.