Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Ajak 7 BUMN Berkolaborasi
IBC (Foto: IBC)

Bagikan:

JAKARTA – Indonesia Battery Corporation (IBC) sebagai perusahaan investment holding dalam pengembangan new energy materials, mengajak semua pihak termasuk BUMN untuk turut berkolaborasi dalam memperluas ekosistem baterai dan kendaraan listrik di Tanah Air.

Kolaborasi tersebut diimplementasikan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) terkait implementasi new energy ecosystem di BUMN dengan tujuh BUMN di lima sektor strategis yaitu sektor telekomunikasi, perkebunan dan pangan, pertahanan, pariwisata, dan transportasi.

Ketujuh BUMN tersebut adalah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT Perkebunan Nusantara III (Persero), PT Pupuk Indonesia Utilitas, PT Len Industri (Persero), PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero), PT INKA (Persero), dan PT Prima Armada Raya.

Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Rabin Indrajad Hattari menyampaikan bahwa pihaknya sangat mendukung kolaborasi dalam pembangunan New Energy Ecosystem di berbagai sektor strategis BUMN.

Menurut Rabin, langkah tersebut adalah fondasi yang dapat memberikan inspirasi dan benchmark bagi pembangunan berkelanjutan.

“Kami harapkan MoU ini dapat segera ditindaklanjuti melalui berbagai langkah nyata yang dapat mendukung pencapaian net zero emission di berbagai sektor. Kami juga mendorong agar BUMN lainnya, dapat turut berkolaborasi untuk mengakselerasi transisi energi di lingkungan BUMN,” katanya dalam keterangan resmi, Selasa, 30 April.

Sementara itu, Direktur Utama IBC Toto Nugroho mengatakan akselerasi dari implementasi new energy ecosystem ini sejalan dengan semangat dan mandat yang diberikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir kepada IBC untuk menjadi leading party dalam pengembangan regional EV and battery hub.

Seperti diketahui, pemerintah mengusung tercapainya Net Zero Emission pada tahun 2060. Langkah tersebut merupakan bagian dari upaya untuk mendukung kebijakan pemerintah melalui berbagai inisiatif pembangunan diantaranya new energy ecosystem yang saat ini mulai dikembangkan oleh IBC.

“Tentunya berkesinambungan dengan pengembangan industri hilirisasi nikel terintegrasi yang saat ini dilakukan oleh IBC,” kata Toto.

Toto mengatakan IBC mengajak seluruh pihak, baik BUMN, badan Pemerintah dan Swasta serta berbagai stakeholders lainnya untuk turut berkolaborasi dalam memperluas ekosistem baterai dan kendaraan listrik.

“Dengan tujuan mengimplementasikan new energy ecosystem demi masa depan yang berkelanjutan dan lebih hijau sehingga tercipta Clean and Sustainable Future untuk kehidupan masyarakat Indonesia yang lebih baik,” tuturnya.

Direktur Hubungan Kelembagaan dan Komersial IBC, Reynaldi Istanto menyampaikan sebagai langkah awal, inisiasi new energy ecosystem di tahun 2024 yang direncanakan meliputi penggunaan motor trail listrik untuk area perkebunan.

Kemudian, sambung dia, penggunaan baterai lithium ion untuk telco, implementasi fleet motor listrik dan bus listrik untuk area pariwisata, penggunaan battery cell IBC untuk industri pertahanan, dan implementasi battery energy storage untuk penggunaan di kereta api.

“Selain berpotensi untuk mereduksi emisi karbon, implementasi new energy ecosystem ini sekaligus menjadi market creation dari hilirisasi baterai nikel yang dilakukan oleh IBC, serta membuka peluang industri domestik dan penyerapan tenaga kerja melalui lokalisasi industri ekosistem tersebut,” jelasnya.

“Dalam implementasinya, IBC bermitra dengan pemain global sehingga teknologi yang diadopsi memiliki performa yang baik. Kemitraan ini juga dapat meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia dan potensi alih teknologi,” sambung Reynaldi.