NTB - Objek wisata "Giong Siu" (ayunan seribu) di kawasan Babakan, Kecamatan Sandubaya dilihat sebagai destinasi potensial. Dinas Pariwisata Kota Mataram, NTB pun menyiapkan anggaran khusus untuk penataan wisata, sebesar Rp100 juta.
"Penataan itu bertujuan, untuk meningkatkan kualitas lingkungan sekitar sehingga mampu menarik lebih banyak lagi pengunjung," Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram Cahya Samudra di Mataram, disitat dari Antara Sabtu, 20 April.
Dikatakan, dengan anggaran itu penataan akan dilakukan sesuai kebutuhan di lapangan. Beberapa kebutuhan yang diusulkan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat adalah pembukaan akses jalan masuk dan areal parkir.
Alasannya, karena selama ini akses masuk menuju wisata "Giong Siu" saat ini melintasi jalan perumahan atau kawasan BTN sehingga nilai kurang representatif karena bisa mengganggu kenyamanan penghuni perumahan.
Karena itu, pengelola mengusulkan agar pemerintah kota bisa membuka akses masuk langsung ke areal hutan kota "Giong Siu", agar bisa memudahkan pengunjung keluar masuk.
"Untuk usulan pembukaan akses jalan ini, akan kita usulkan sebab program ini pastinya membutuhkan anggaran pembebasan lahan yang cukup besar," katanya.
Sementara untuk usulan penataan areal parkir, kata Cahya, kemungkinan tahun ini bisa dikerjakan dengan anggaran yang sudah disiapkan agar para pengunjung bisa lebih aman dan nyaman selama berada di kawasan tersebut.
BACA JUGA:
"Untuk kebutuhan tambahan fasilitas lain, kita akan dengar masukan dari Pokdarwis setempat yang lebih tahu kondisi di lapangan," katanya.
Untuk mewujudkan objek wisata "Giong Siu" menjadi salah satu lokasi wisata andalan, Pemerintah Kota Mataram sebelumnya telah melakukan penataan dengan membangun lapak PKL dan penyiapan fasilitas seperti ayunan dan tenda yang bisa di sewa oleh pengunjung.
Hanya saja, dalam penataan objek wisata "Giong Siu" lebih mengedepankan wisata alam dengan konsep bumi perkemahan (camping ground), sebab areal tersebut merupakan hutan kota.
Karena itulah, berbagai penataan sarana pendukung di kawasan itu tidak boleh terlalu banyak bangunan permanen agar fungsi hutan kota tidak hilang.
Oleh karena itu, fasilitas pendukung yang mungkin akan ditambah untuk wahana bermain anak adalah memperbanyak "giong" atau ayunan sesuai namanya.
"Sebelumnya, kita sudah memasang 25 unit ayunan dan menyiapkan 25 unit tenda untuk warga yang ingin 'camping ground' yang dikelola Pokdarwis setempat," katanya.