JAKARTA - Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyampaikan secara musiman jumlah uang beredar pada saat Ramadan dan Lebaran akan meningkat sejalan dengan meningkatnya permintaan masyarakat secara umum (mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam) dan naiknya mobilitas publik terkait mudik.
"Memang ada peningkatan persediaan uang kartal oleh BI untuk memenuhi kebutuhan itu. Sejalan dengan normalisasi pasca pandemi COVID-19, mobilitas publik diprediksi akan lebih tinggi dari tahun lalu maka wajar jika uang kartal yang disediakan oleh BI juga meningkat tahun ini," jelasnya kepada VOI, Kamis, 4 April.
Menurut Josua biasanya perputaran uang akan meningkat cepat, baik di kota maupun daerah, namun menjelang Lebaran sejalan dengan adanya mudik, perputaran uang di daerah akan cenderung lebih cepat.
Josua menyampaikan perputaran uang yang lebih cepat akan menggerakkan roda perekonomian karena aktivitas transaksi perdagangan barang dan jasa akan meningkat.
Secara umum, Josua memperkirakan dampak Ramadan dan Lebaran terhadap ekonomi dapat mendorong pertumbuhan sebesar 0,14 - 0,25 persen point (ppt).
BACA JUGA:
"Jadi kami masih lihat pada kuartal pertama tahun 2024, ekonomi Indonesia cukup berpeluang untuk tumbuh di kisaran 5 persen – 5,1 persen," jelasnya.
Josua menyampaikan terdapat sejumlah faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah meningkatnya harga barang dan pangan selama Ramadan ini.
Adapun, salah satu faktornya yaitu meningkatnya belanja pemerintah terutama terkait bantuan sosial dan pelaksanaan Pemilu.
Menurut Josua hal tersebut tercermin dari belanja negara sampai dengan 15 Maret 2024 naik 18.1 persen secara tahunan atau year on year (yoy), dan adanya low-base effect dari kuartal pertama 2023 karena periode terlama Ramadan bergeser dari April pada tahun lalu (triwulan 2) menjadi Maret pada tahun ini (triwulan 1).