Bagikan:

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ungkapkan peranan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mencapai 61,1 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Namun, dengan jumlah UMKM saat ini belum mampu menembus pasar ekspor.

Sri Mulyani menyampaikan, penyerapan tenaga kerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) saat ini mencapai 97 persen, dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,1 persen. Akan tetapi, kontribusi UMKM terhadap pasar ekspor masih terbilang rendah jika dibandingkan dengan negara lainnya yakni hanya mencapai 15,8 persen.

Adapun, angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan negara Sri Lanka yakni sebesar 20 persen, Malaysia 19 persen, Vietnam 20 persen, Pakistan 25 persen, Thailand 29,5 persen, Korea 30,9 persen, India 40 persen, dan Jepang 53,8 persen.

“UMKM memberikan kontribusi ke PDB hingga 61 persen, ini juga relatif lebih tinggi dibandingkan negara di ASEAN maupun negara G20. Sementara UMKM yang begitu besar jumlahnya dan dampaknya ke perekonomian belum mampu menembus pasar ekspor,” tutur Sri Mulyani dalam agenda BRI Microfinance 2024 di Jakarta, Kamis, 7 Maret 2024.

Sri Mulyani menyampaikan, salah satu yang menghambat UMKM untuk menembus pasar ekspor adalah pembiayaan.

“29,2 juta tidak mampu mengakses pembiayaan Ini lebih karena akses itu adalah konstrein atau karena masalah affordability, ini yang saya harapkan agar BRI melakukan penetrasi, hingga ke akar rumput melalui BRIlink agent, bisa menembus dan bisa menjangkau 29,2 juta orang yang belum mendapat akses pembiayaan,” tuturnya.

Sri Mulyani menyampaikan, faktor lain yang mempengaruhi banyak UMKM yang belum mendapatkan pembiayaan karena tidak mempunyai agunan, suku bunga yang tinggi, tidak tahu prosedur pinjaman, dan kesulitan memenuhi prosedur pinjaman.

Selain itu, Sri Mulyani menyampaikan, hingga saat ini sudah ada 121,7 juta orang atau UMKM telah mendapatkan akses pembiayaan. Ini terdiri dari 40,5 juta orang mendapat pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), 20,8 juta orang mendapatkan pembiayaan dari BPR, 35,8 juta orang melalui Lembaga Keuangan Khusus, 7,6 juta orang melalui BLU Pengelola Dana, dan 17 juta orang melalui P2P Lending.

Data tersebut belum termasuk pembiayaan dari non KUR, koperasi, bank Wakaf Mikro, Lembaga Keuangan Khusus, dan PT PNM serta Pegadaian.

Sri Mulyani menyampaikan untuk meningkatkan pemberdayaan UMKM merupakan bagian dari seluruh stakeholder agar UMKM Indonesia dapat bersaing sehingga bisa menembus pasar luar negeri.

"Kebutuhan pemberdayaan dari sisi UMKM agar mampu berkinerja dan memiliki produktivitas serta daya saing, sejalan dengan keinginan kita meningkatkan trade dan kinerja ekspor kita semakin tinggi," pungkasnya.